Bisnis
Kamis, 24 Maret 2022 - 14:07 WIB

Salah Catat Akuisisi Rp14 M Jadi Rp14 T, Ini Penjelasan Bukalapak

Pandu Gumilar  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bukalapak. (Detik)

Solopos.com, JAKARTA – PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) bikin heboh setelah mengungkap rencana  mengakuisisi perusahaan startup PT Belajar Tumbuh Berbagi.

Bukan masalah yang diakuisisi tapi nilai akuisisi yang fantastis, US$1 miliar atau sekitar Rp14 triliun. Namun ternyata, hal itu tidak benar. Head of Media & Communications Bukalapak, Fairuza Ahmad Iqbal, mengatakan terjadi kesalahan dalam pencatatan laporan keuangan.

Advertisement

Menurutnya jumlah yang tercantum dalam transaksi akuisisi itu seharusnya US$1 juta atau setara dengan Rp14,36 miliar.

“Kami ingin mengklarifikasi bahwa transaksi jual beli saham antara PT Kolaborasi Kreasi Investa (KKI) dan PT Bina Unggul Kencana (BUK) yang terjadi pada 4 November 2021 terkait dengan pembelian 100 persen saham-saham PT Belajar Tumbuh Berbagi, sebanyak 11.340 saham adalah senilai US$1 juta dan bukan senilai US$1 miliar,” katanya kepada Bisnis pada Rabu (23/3/2022).

Advertisement

“Kami ingin mengklarifikasi bahwa transaksi jual beli saham antara PT Kolaborasi Kreasi Investa (KKI) dan PT Bina Unggul Kencana (BUK) yang terjadi pada 4 November 2021 terkait dengan pembelian 100 persen saham-saham PT Belajar Tumbuh Berbagi, sebanyak 11.340 saham adalah senilai US$1 juta dan bukan senilai US$1 miliar,” katanya kepada Bisnis pada Rabu (23/3/2022).

Baca Juga: Gandeng Bukalapak, Chairul Tanjung Bikin Platform Belanja Grosir Online

Fairuza menambahkan pihaknya sudah mengirimkan keterbukaan informasi kepada pihak BEI sebagai bentuk klarifikasi akan hal ini.

Advertisement

Adapun, laporan keuangan BUKA kuartal III/2021, yang diaudit oleh KAP Purwantono, Sungkoro & Surja, tercatat disampaikan perseroan pada 30 November 2021.

“Tujuan dari transaksi ini adalah untuk menghadirkan platform belajar pengembangan bisnis bagi seluruh pelaku UMKM di Indonesia di ekosistem Bukalapak. Hal ini sejalan dengan tujuan Bukalapak untuk mendorong pertumbuhan UMKM tanah air dan menciptakan a fair economy for all,” ungkapnya.

Baca Juga: Kumpulkan Karya UMKM di Mal untuk Geliatkan Transaksi  

Advertisement

Sebelumnya, John Octavianus selaku Principal Advisor dari Nilzon Capital mengatakan BUKA telah mengakuisisi perusahaan rintisan PT Belajar Tumbuh Berbagi.

Dalam laporan keuangan kuartal III/2021, nilai akuisisi itu mencapai US$1 Miliar. Dengan kurs Rabu (23/3/2022), maka nilai akuisisi itu mencapai Rp14,34 triliun. Jumlah itu hampir separuh dari total kapitalisasi pasar perseroan sebesar Rp31,12 triliun.

“Kalau kami tidak salah baca dan salah menafsirkan pengungkapan tersebut, akuisisi tersebut senilai $1 miliar. Jumlah ini cukup fantastis dibandingkan nilai market cap BUKA yang saat ini sekitar $1,93 miliar dan hamper 12 kali lipat dari nilai akuisisi sebagian saham Allo Bank oleh BUKA,” katanya dalam keterangan resmi Rabu (23/3/2022).

Advertisement

Baca Juga: Jadi Anak Buah Luhut Pandjaitan, Ini Jabatan Mantan CEO Bukalapak

Kesepakatan ditandatangani pada 4 November 2021, tiga bulan setelah IPO dan satu bulan sebelum persetujuan perubahan penggunaan dana IPO.

“Kami menemukan bahwa Bolu.id adalah nama merek PT Belajar Tumbuh Berbagi (BTB), perusahaan yang sama yang akan diakuisisi BUKA,” imbuhnya. Bolu, lanjutnya, merupakan singkatan dari Belajar Online Yuk.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Bukalapak Akuisisi Startup Rp14 Triliun? Begini Klarifikasi Manajemen.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif