Bisnis
Senin, 23 Januari 2023 - 19:21 WIB

Rumus Atur Keuangan untuk Mahasiswa Agar Tidak Boros, Ini Penjelasannya

Gigih Windar Pratama  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para pekerja sebaiknya tahu cara cek nama penerima BSU 2022. (Ilustrasi/Solopos Dok)

Solopos.com, SOLO — Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS), Taufiq Arifin, kepada Solopos.com, Senin (23/1/2023), membagikan rumus untuk mengatur keuangan bagi para mahasiswa.

Rumus ini bisa digunakan baik bagi mereka yang hidup di kos ataupun mereka yang masih tinggal bersama orang tua.

Advertisement

“Bisa ikuti rumus 50/30/20, 50 persen untuk biaya hidup, 30 persen untuk membayar hutang, dan 20 puluh untuk investasi. Ini berlaku untuk umum, termasuk mahasiswa yang tinggal di kos atau tidak, jika tidak ada komponen hutang, maka akan fleksibel dalam penyesuaian untuk kebutuhan terlebih dahulu baru ditambahkan tabungan dan investasi,” jelas Taufiq.

Taufiq mengatakan UNS memiliki beragam cara untuk membuat mahasiswa menjauh dari pinjol kemudian dialihkan dengan melakukan investasi.

Advertisement

Taufiq mengatakan UNS memiliki beragam cara untuk membuat mahasiswa menjauh dari pinjol kemudian dialihkan dengan melakukan investasi.

Salah satu caranya dengan memanfaatkan Galeri Investasi yang ada di FEB UNS.

“Kami ada Galeri Investasi di FEB UNS, ini bukan organisasi mahasiswa, tetapi semacam tempat belajar investasi untuk mahasiswa dan dikelola oleh fakultas. Anggotanya kebanyakan mahasiswa, kami selaku dosen hanya mengelola,” terangnya.

Advertisement

Salah satunya dengan mengukur rasio utang terhadap aset. Perhitungan ini merupakan cara untuk mengukur perbandingan antara total nilai aset dengan total utang.

Ukurannya adalah total utang maksimal 50% dari total nilai aset yang dimiliki, karena keuangan yang sehat seharusnya didominasi oleh aset bukan utang, sehingga penting sekali untuk memperhatikan rasio ini.

Apabila jumlah utang semakin banyak, maka perlu segera melunasi utang tersebut, agar mampu memenuhi kebutuhan hidup.

Advertisement

Taufiq kemudian menegaskan bahwa pinjaman online (Pinjol) yang banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa di Kota Solo, bukan hal yang baik untuk dilakukan.

Mengingat, bunga pinjol yang cukup tinggi, membuat mahasiswa akan kesulitan untuk membayar ataupun mengangsur sesuai dengan cicilan yang disepakati di aplikasi.

“Pinjol itu bukan hal yang wajar dilakukan mahasiswa, karena bunganya sangat tinggi, tidak cocok untuk mahasiswa. Apalagi rata-rata mahasiswa itu kan belum atau tidak berpenghasilan jadi tentu akan sangat merugikan,” jelas Taufiq.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif