SOLOPOS.COM - Para pekerja sebaiknya tahu cara cek nama penerima BSU 2022. (Ilustrasi/Solopos Dok)

Solopos.com, SOLO — Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS), Taufiq Arifin, kepada Solopos.com, Senin (23/1/2023), membagikan rumus untuk mengatur keuangan bagi para mahasiswa.

Rumus ini bisa digunakan baik bagi mereka yang hidup di kos ataupun mereka yang masih tinggal bersama orang tua.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Bisa ikuti rumus 50/30/20, 50 persen untuk biaya hidup, 30 persen untuk membayar hutang, dan 20 puluh untuk investasi. Ini berlaku untuk umum, termasuk mahasiswa yang tinggal di kos atau tidak, jika tidak ada komponen hutang, maka akan fleksibel dalam penyesuaian untuk kebutuhan terlebih dahulu baru ditambahkan tabungan dan investasi,” jelas Taufiq.

Taufiq mengatakan UNS memiliki beragam cara untuk membuat mahasiswa menjauh dari pinjol kemudian dialihkan dengan melakukan investasi.

Salah satu caranya dengan memanfaatkan Galeri Investasi yang ada di FEB UNS.

“Kami ada Galeri Investasi di FEB UNS, ini bukan organisasi mahasiswa, tetapi semacam tempat belajar investasi untuk mahasiswa dan dikelola oleh fakultas. Anggotanya kebanyakan mahasiswa, kami selaku dosen hanya mengelola,” terangnya.

Sedangkan dikutip dari laman Sikapiuangmu.com milik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diperlukan perhitungan tepat sebelum berhutang.

Salah satunya dengan mengukur rasio utang terhadap aset. Perhitungan ini merupakan cara untuk mengukur perbandingan antara total nilai aset dengan total utang.

Ukurannya adalah total utang maksimal 50% dari total nilai aset yang dimiliki, karena keuangan yang sehat seharusnya didominasi oleh aset bukan utang, sehingga penting sekali untuk memperhatikan rasio ini.

Apabila jumlah utang semakin banyak, maka perlu segera melunasi utang tersebut, agar mampu memenuhi kebutuhan hidup.

Taufiq kemudian menegaskan bahwa pinjaman online (Pinjol) yang banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa di Kota Solo, bukan hal yang baik untuk dilakukan.

Mengingat, bunga pinjol yang cukup tinggi, membuat mahasiswa akan kesulitan untuk membayar ataupun mengangsur sesuai dengan cicilan yang disepakati di aplikasi.

“Pinjol itu bukan hal yang wajar dilakukan mahasiswa, karena bunganya sangat tinggi, tidak cocok untuk mahasiswa. Apalagi rata-rata mahasiswa itu kan belum atau tidak berpenghasilan jadi tentu akan sangat merugikan,” jelas Taufiq.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya