Bisnis
Selasa, 11 Juli 2023 - 19:23 WIB

Ribuan Koperasi Mati Suri, Pengamat: Mayoritas Dikelola Layaknya Bisnis UMKM

Maymunah Nasution  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi koperasi (Bisnis.com)

Solopos.com, SOLO — Pengamat Center of Economic and Law Studies (Celios), Muhammad Andri Perdana, mengatakan banyak koperasi di Indonesia yang mati suri karena sebagian besar dikelola layaknya bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) biasa, daripada suatu badan usaha yang benar-benar dimiliki bersama.

Andri mengatakan orientasi tersebut membuat fungsi asas kekeluargaan dan kepemilikan bersama menjadi tidak dirasakan anggota, akhirnya fungsi demokrasi yang menjadi dasar koperasi dianggap sebagai birokrasi yang berbelit-belit dan menyusahkan.

Advertisement

“Koperasi kita seharusnya berorientasi pada kekuatan terbesarnya yakni melindungi kepentingan ekonomi anggotanya, yang mana tidak dapat dilakukan oleh perusahaan lain. Makanya kalau kita lihat di luar negeri, sektor yang paling sukses diambil koperasi adalah asuransi dan produksi pertanian & peternakan. Hal ini dikarenakan koperasi yang dikelola dengan tujuan memberikan perlindungan ekonomi yang sebesar-besarnya bagi para anggota pekerjanya, yang sebagian besar adalah petani dan peternak, memiliki daya tawar yang tinggi untuk memberikan keuntungan terbesar bagi pekerja,” ujar Andri saat dihubungi Solopos.com, Selasa (11/7/2023).

Dia mencontohkan koperasi asuransi pertanian memberi perlindungan yang lebih ekonomis bagi petani dibandingkan perusahaan asuransi.

Advertisement

Dia mencontohkan koperasi asuransi pertanian memberi perlindungan yang lebih ekonomis bagi petani dibandingkan perusahaan asuransi.

Hal itu disebabkan karena koperasi tidak memiliki pemilik saham, sehingga seluruh keuntungan dari koperasi akan kembali ke para pemilik polis atau petani itu sendiri sebagai anggota.

Kemudian pada koperasi produksi pertanian yang secara seluruhnya dimiliki oleh para petani secara kolektif membuat para petani memiliki daya tawar dalam menjual hasil tani dan membeli keperluan produksi dalam skala besar.

Advertisement

Andri berpendapat, di Indonesia koperasi didominasi dengan koperasi simpan pinjam yang minim menggunakan asas kepemilikan bersama.

Sebagian besar koperasi simpan pinjam dikelola selayaknya bisnis pendanaan biasa yang dikuasai dan dijalankan untuk memaksimalkan keuntungan pemodal, bukan dimiliki secara gotong royong oleh setiap anggota.

Dosen Ekonomi Pembangunan UNS, Nurul Istiqomah, mengatakan koperasi di Indonesia terlalu nyaman dengan kondisi yang ada dan tidak sadar gempuran teknologi, sehingga tidak sadar jika masyarakat tidak tertarik menjadi anggotanya.

Advertisement

Selama ini ilmu ekonomi koperasi juga belum terlaksana dengan baik karena tidak ada gerakan dari pelaku usaha koperasi atau dari pemerintah.

Koperasi di Soloraya

Berdasarkan data dari Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Tengah pada perhitugan Triwulan I Tahun 2023, lebih dari separuh koperasi di Soloraya tak aktif.

Berdasarkan data pada Triwulan I Tahun 2023, total koperasi di Soloraya sebanyak 6.565. Sebanyak 2.415 koperasi dinyatakan aktif, sisanya sebanyak 4.150 tak aktif.

Advertisement

Sebagai informasi, koperasi aktif adalah koperasi yang dalam tiga tahun terakhir secara berturut-turut mengadakan rapat anggota tahunan (RAT) dan melakukan kegiatan usaha untuk melayani anggota.

Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 25/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Revitalisasi Koperasi.

Berdasarkan data tersebut jumlah koperasi paling banyak di wilayah Soloraya berada di Kabupaten Wonogiri yaitu sebanyak 1.196 koperasi. Sebanyak 694 koperasi di Wonogiri tidak aktif dan sisanya sebanyak 502 koperasi aktif.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif