Bisnis
Jumat, 28 April 2023 - 22:11 WIB

Rekor! Lebaran Tahun Ini Jadi Puncak Liburan di Solo setelah Pandemi Covid-19

R Bony Eko Wicaksono  /  Danang Nur Ihsan  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung memadati kawasan Masjid Raya Sheikh Zayed di Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin (24/4/2023). (Espos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO – Permintaan paket wisata saat periode libur Lebaran di Solo meningkat signifikan dibanding bulan-bulan sebelumnya. Selain mudik ke kampung halaman, para perantau juga memilki hasrat untuk berlibur bersama anggota keluarga atau sanak famili.

Ketua DPC Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Soloraya, Andri Ridya Putra, mengatakan periode libur Lebaran pada tahun ini menjadi puncak musim liburan perdana setelah pandemi Covid-19 selama lebih dari dua tahun.

Advertisement

Momen libur Lebaran bakal dimanfaatkan para pemudik untuk berwisata bersama keluarga. “Lebaran pada tahun ini, Solo mengalami kunjungan wisatawan yang luar biasa, terutama para pemudik. Mereka mengajak keluarga serta sanak famili untuk pelesiran di Solo,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (28/4/2023).

Andri sudah memprediksi permintaan paket wisata ke sejumlah destinasi wisata di Kota Bengawan bakal meningkat tajam saat libur Lebaran. Destinasi wisata yang diburu wisatawan, yakni Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran. Kedua destinasi wisata heritage itu selalu banjir wisatawan saat musim libur panjang.

Ditambah destinasi wisata baru di Solo seperti Solo Safari dan Masjid Raya Syeikh Zayed Solo. “Paket wisata didominasi keluarga yang berkunjung ke Solo. Mereka menggunakan mobil pribadi untuk mengunjungi destinasi wisata satu persatu,” ujar dia.

Advertisement

Kondisi ini berdampak positif bagi sektor penopang pariwisata seperti hotel dan restoran. Para wisatawan yang menempuh perjalanan jauh membutuhkan penginapan atau hotel untuk beristirahat. Seusai pelesiran di destinasi wisata, mereka bakal mencari hotel dan memesan kamar untuk menginap.

Satu keluarga bisa memesan lebih dari satu kamar karena mengajak sanak famili di kampung halaman. “Implikasinya tingkat okupansi hotel melonjak tajam saat periode libur Lebaran. Apalagi akhir pekan ini ada long weekend. Wisatawan bisa lebih lama menikmati liburan sebelum pulang ke perantauan,” tutur Andri.

Menurut Andri, pengembangan pariwisata di setiap daerah mengimplementasikan konsep 3A yakni atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Ketiga konsep itu harus berkesinambungan sehingga pengelolaan pariwisata berjalan baik dan destinasi wisata banyak diminati.

Advertisement

Pemerintah maupun stakeholder pariwisata harus menggenjot aspek atraksi pariwisata untuk menggaet minat wisatawan. Atraksi tersebut tak hanya dinikmati wisatawan saat pagi hari atau siang hari melainkan malam hari.

“Harapannya, seperti di Jogja atau Bali yang memiliki aspek atraksi pariwisata yang kuat. Wisatawan tidak hanya menikmati panorama alam melainkan atraksi seni dan budaya,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif