SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pajak (Solopos)

Solopos.com, SOLO – Hingga pertengahan Juni 2023, realisasi pajak daerah Kota Solo hingga yang tercatat senilai Rp177.242.224.980 atau sekitar 79,84 persen dari target.

Realisasi pajak daerah mengalami peningkatan  terutama pada jenis pajak konsumsif  seperti pajak hotel, restoran, dan hiburan. Hal ini, mengindikasikan tingkat okupansi hotel di Solo meningkat terutama periode peak season seperti long weekend atau libur hari raya keagamaan.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Begitu pula restoran-restoran yang mulai ramai pengunjung lokal maupun wisatawan yang menyempatkan diri untuk berburu kuliner di Kota Bengawan. Tempat-tempat hiburan juga mulai menggeliat dan berkontribusi besa menghasilkan pajak untuk pemerintah daerah.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Jumat (16/6/2023), data dashboard Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Solo pada pukul 10.00 WIB, realisasi pajak daerah tercatat senilai Rp177.242.224.980 atau sekitar 79,84 persen.

Pajak hotel tercatat mencapai Rp25.468.467.900 (181,92% dari target), pajak restoran tercatat Rp41.342.338.100 ( 147,65%) sedangkan pajak hiburan mencapai Rp9.622.145.400 (174,95%).

Aktivitas ekonomi dan usaha kembali menggeliat yang berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian daerah. Kondisi ini terlihat sejak 2022 ketika Solo kebanjiran event atau kegiatan baik bertaraf internasional maupun nasional. Alhasil, perekonomian di Kota Bengawan mencatatkan pertumbuhan positif, yakni sebesar 6,25 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding capaian pada 2021 yang tumbuh 4,01 persen.

“Kami terus berupaya menggali potensi pajak daerah dengan berbagai upaya. Ini dilakukan demi menggenjot realisasi pajak daerah,” kata Kepala Bapenda Solo, Tulus Widajat, Jumat.

“Ini membuktikan perekonomian daerah tumbuh yang tercermin dari realisasi pajak daerah. Kesadaran wajib pajak di Solo untuk menyetor pajak cukup tinggi,” lanjut dia.

Aktivitas perekonomian di Solo diperkirakan terus menguat hingga akhir tahun. Hal ini dipengaruhi dibukanya destinasi wisata baru yang menjadi daya tarik kuat bagi wisatawan lokal maupun asing. Seperti Solo Safari, Taman Pracima di kompleks Pura Mangkunegaran, dan Masjid Syeikh Zayed Solo yang menyedot wisatawan dalam jumlah besar saat periode Ramadan dan Lebaran.

Sementara itu, pengamat ekonomi asal UNS, Bhimo Rizki Samudro mengatakan ada pergeseran aktivitas perekonomian yang didominasi daerah. Hal ini tercermin saat periode Lebaran yang menggerakkan perekonomian di berbagai sektor. Mulai dari transportasi, akomodasi, hingga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Momen Lebaran turut berandil menambah tebal penerimaan pajak daerah. Perekonomian daerah yang menguat bakal menghasilkan pajak daerah yang besar. “Kondisi ini dipicu oleh demand yang meningkat dari sisi konsumsi rumah tangga masyarakat. Apalagi sekarang banyak event atau kegiatan yang melibatkan massa dalam jumlah besar di Solo,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya