Bisnis
Kamis, 18 Mei 2023 - 15:59 WIB

Ransomware Sering Incar Industri Manufaktur, Tebusan Lebih dari Rp14,8 Miliar

Maymunah Nasution  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi serangan penjahat siber atau ransomware. (goldenfast.net).

Solopos.com, JAKARTA — Perusahaan keamanan siber global, Fortinet, dalam surveinya menemukan 78% perusahaan merasa siap menghadapi serangan ransomware meskipun separuhnya masih menjadi korban.

Survei melibatkan 569 pimpinan keamanan siber dari 31 lokasi di seluruh penjuru dunia, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Perancis, India, Jepang, Timur Tengah, dan negara-negara Afrika.

Advertisement

Responden survei berasal dari berbagai industri, seperti manufaktur (29%), teknologi (19%), transportasi (12%), dan kesehatan (11%)

Dalam rilis yang diterima Solopos.com, Rabu (17/5/2023), EVP of Products and CMO Fortinet, John Maddison, menuliskan, perusahaan industri manufaktur lebih sering diincar dan lebih mungkin membayar tebusan.

Advertisement

Dalam rilis yang diterima Solopos.com, Rabu (17/5/2023), EVP of Products and CMO Fortinet, John Maddison, menuliskan, perusahaan industri manufaktur lebih sering diincar dan lebih mungkin membayar tebusan.

Fortinet mendapatkan data seperempat dari serangan terhadap perusahaan manufaktur pada khususnya menerima tebusan US$1 juta (sekitar Rp14,88 miliar) atau lebih tinggi.

Lebih parah lagi, walaupun 88% perusahaan menyatakan jika mereka sudah memiliki asuransi siber, hampir 40% tidak menerima kompensasi sesuai yang diharapkan.

Advertisement

Beberapa teknologi yang populer paling ampuh melindungi perusahaan dari ransomware antara lain IoT Security, SASE, Cloud Workload Protection, NGFW, EDR, ZTNA, dan Security Email Gateway.

Fortinet mencatat dibandingkan 2021, jumlah responden yang menyebutkan ZTNA dan Secure Email Gateway meningkat hampir 20%. Hal ini kemungkinan karena phishing sureal masih menjadi metode serangan masuk yang paling umum untuk kedua kali.

Fortinet juga memprediksi investasi di masa depan akan bergeser pada teknologi mutakhir yang didayai AI dan ML guna mendeteksi ancaman lebih cepat. Investasi ini nantinya membantu perusahaan mengatasi lanskap ancaman yang berevolusi dengan cepat.

Advertisement

Ancaman

Sementara, berdasarkan laporan Ransomware Global 2023 yang dirilis Fortinet menunjukkan ancaman ransomware secara global masih berada di tingkat puncak.

Separuh perusahaan berbagai ukuran di beragam wilayah dan bidang industri apapun telah menjadi korban selama setahun terakhir.

Laporan juga menunjukkan masih banyak perusahaan kurang memahami cara melindungi diri terhadap ancaman, sehingga tantangan utama menghentikan serangan ransomware adalah perbaikan sumber daya manusia (SDM) serta prosesnya.

Advertisement

Tantangan kedua yakni kurang jelasnya cara mengamankan diri terhadap ancaman, dampak dari kurangnya kesadaran dan pelatihan pengguna, dan tidak adanya strategi rantai komando yang jelas dalam menghadapi serangan.

Selanjutnya, tercatat semakin banyak perusahaan yang membayar tebusan walaupun dianjurkan sebaliknya oleh industri. Tiga perempat dari responden melakukan suatu jenis pembayaran sebagai tebusan.

Perusahaan industri manufaktur lebih sering diincar dan lebih mungkin membayar tebusan.

Beberapa teknologi yang populer paling ampuh melindungi perusahaan dari ransomware antara lain IoT Security, SASE, Cloud Workload Protection, NGFW, EDR, ZTNA, dan Security Email Gateway.

Fortinet mencatat dibandingkan 2021, jumlah responden yang menyebutkan ZTNA dan Secure Email Gateway meningkat hampir 20%. Hal ini kemungkinan karena phishing sureal masih menjadi metode serangan masuk yang paling umum untuk kedua kali.

Fortinet juga memprediksi investasi di masa depan akan bergeser pada teknologi mutakhir yang didayai AI dan ML guna mendeteksi ancaman lebih cepat. Investasi ini nantinya membantu perusahaan mengatasi lanskap ancaman yang berevolusi dengan cepat.

Pengertian Ransomware

Ransomware adalah salah satu jenis virus malware yang menyerang perangkat dengan sistem enkripsi file.

Akibatnya, data tidak dibaca oleh komputer ataupun laptop yang sedang digunakan. Virus ini dapat dihilangkan selama ada kode enkripsi. Namun, cara untuk mendapatkan kode ini harus membayar uang tebusan terlebih dahulu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif