SOLOPOS.COM - Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan menghadiri rapat kerja nasional Perkumpulan Penggilngan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) di Diamond Convention Hall, Solo, Selasa (24/10/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati).

Solopos.com, SOLO — Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) mendesak pemerintah melakukan revitalisasi penggilingan padi kecil agar lebih efisien dan tidak kehilangan hasil panen.

Usulan tersebut menjadi salah satu rekomendasi dari rapat kerja nasional Perpadi di Diamond Convention Hall Solo, Senin-Rabu (23-25/10/2023).

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Ketua DPP Perpadi, Sutarto Alimoeso mengatakan rekomendasi tersebut didasarkan pada situasi akhir-akhir ini, yakni terjadi persoalan minimnya bahan baku yang dirasakan oleh penggilingan padi kecil.

Dari gejala tersebut ada indikasi masalah pada penyediaan gabah hingga membuat penggilingan padi berebut bahan baku. Salah satu pihak yang dirugikan adalah penggilingan padi kecil.

“Ini akan mengakibatkan beberapa penggilingan kecil yang paling awal kalah karena masalah modal,” kata dia kepada Solopos.com ketika ditemui di acara Rakernas Perpadi di Diamond Convention Hall Solo, Rabu.

Apalagi, merujuk pada data BPS 2021, 95 persen penggilingan padi di Indonesia masih dalam kategori penggilingan padi kecil.

Sutarto mengatakan banyak yang menganggap penggilingan padi kecil tidak efisien dan kualitasnya rendah. Anggapan tersebut seharunya dihilangkan.

“Jangan hanya berfikir karena dia kecil dan tidak efisien, kemudian membangun pabrik baru, padahal kemampuan pabrik beras yang sudah ada, itu jauh di atas kemampuan kita memproduksi gabah, hampir dua kali lipat,” kata dia

Dia merekomendasikan kepada pemerintah agar tidak buru-buru membangun penggilingan baru yang malah merugikan pabrik yang sudah ada. Pihaknya meminta agar pemerintah membantu penggiling padi kecil.

“Selama ini, mereka [penggiling padi kecil] kesulitan untuk memperoleh kredit, karena mereka kan UMKM harusnya kreditnya mudah. Ini yang terus kita dorong. Meskipun sudah kita suarakan sejak lama dan belum terealisasikan, tapi semoga pemerintah mendengar,” lanjutan dia.

Dia mengatakan agar penggilingan kecil di daerah bisa terus beroperasi secara efisien, maka perlu ada pengaturan.

Pengaturannya yakni mengusulkan agar penggilingan besar hanya mengolah beras, sedangkan yang mengolah gabah menjadi beras adalah penggiling kecil di daerah setempat.

“Itu akan mengurangi biaya transportasi,” kata dia.

Namun selama ini, upaya untuk meningkatkan kesejahteraan penggilingan padi kecil terhambat. Hal ini lantaran perhatian pemerintah pusat dan daerah masih minim.

“Saya melihat belum sepenuhnya kita mendapat dukungan dari instansi terkait, tentunya pemerintah,” kata dia.

Selain itu, dia juga menyampaikan pentingnya pembangunan ekosistem dari hulu ke hilir. Terlebih ketika saat ini tengah menghadapi persoalan pangan dan stabiliasi harga, pemerintah perlu melibatkan kolaborasi antara asosiasi, pelaku usaha, dan petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya