SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Solopos.com, JAKARTA — Harga pokok produksi pupuk di Indonesia naik akibat terpengaruh pandemi global dan melonjaknya harga komoditas di pasar internasional. Komoditas dimaksud yakni amoniak, phosphate rock, dan KCl (bahan baku NPK), gas, hingga minyak bumi.

Penyebab harga komoditas naik selain dipicu adanya konflik pasokan gas antara Rusia, Eropa dan Amerika Serikat, juga lantaran pandemi Covid-19 menyebabkan negara-negara eksportir pupuk seperti Rusia dan China mengambil kebijakan menahan ekspor demi mengutamakan kebutuhan dalam negeri.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Sekjen Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) Achmad Tossin Sutawikara kepada wartawan, Selasa (2/11/2021), mengatakan harga pupuk internasional cenderung bergerak tergantung supply dan demand. “Ditahun sebelumnya harga internasional relatif stabil namun khusus 2021 tingginya permintaan untuk upaya perbaikan stabilitas pangan pasca negara-negara di dunia mengalami pandemi Covid-19, serta adanya krisis energi di Eropa berakibat melambungnya harga komoditi,” kata dilansir liputan6.com.

Baca juga: BPH Migas Optimistis BBM Satu Harga Terealisasi 100 Persen pada 2024

Meski begitu, urai Tossin, produsen pupuk dalam negeri khususnya Pupuk Indonesia Grup masih menjual pupuk komersil atau nonsubsidi di bawah harga pasar Internasional.

Sebagai informasi saat ini harga urea internasional berkisar US$785 atau setara Rp12.320.000 per ton termasuk PPN (kurs Rp14.200). Sedangkan harga jual Pupuk Indonesia Grup khusus untuk urea domestik berkisar Rp9.605.000 atau Rp2.715.000 lebih murah.

Bahan Baku Impor

Demikian juga dengan pupuk NPK 15-15-15. Harga internasional pupuk itu kini US$530 atau Rp7.526.000 per ton. Sedangkan Pupuk Indonesia grup menjual di harga US$439 atau Rp6.233.800 per ton (belum PPN), lebih murah ketimbang harga Internasional.

“Harga ini ditetapkan dalam upaya membantu pertumbuhan ekonomi nasional serta petani di Indonesia. Sementara untuk NPK dikarenakan saat ini harga bahan baku Impor cukup tinggi, maka berpengaruh ke harga jual juga,” beber Tossin.

Baca juga: Berapa Sih Keuntungan Jadi Agen Gas Elpiji 3 Kg Pertamina?

Lebih lanjut dia menyertakan perbandingan untuk negara tetangga seperti Malaysia menjual pupuk urea di harga Internasional yaitu kisaran US$785. Sementara negara seperti Filipina yang tidak memiliki pabrik pupuk urea, harus menerima harga pupuk urea setara dengan harga internasional ditambah biaya distribusi.

Tossin menerangkan faktor lain yang turut memengaruhi HPP pupuk yakni biaya freight atau angkutan kapal. “Sementara saat pandemi mulai melandai, perdagangan mulai tinggi, justru terjadi shortage jumlah kapal. Sehingga menyebabkan biaya transportir naik, disamping harga solar juga naik. Kenaikan itu menyebabkan harga pokok produksi pupuk juga ikut naik,” pungkas dia.

Baca juga: Mobilitas Masyarakat Kian Bergeliat, Sinyal Baik Kebangkitan Wisata?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya