SOLOPOS.COM - Profil Sukanto Tanoto (Bisnis.com)

Solopos.com, JAKARTA  — Profil Sukanto Tanoto menjadi perbincangan seusai pengusaha Indonesia tersebut dikabarkan membeli hotel mewah di Shanghai.

Melansir Bisnis.com, Senin (8/1/2024), Pacific Eagle Real Estate milik konglomerat properti Indonesia itu baru saja mencaplok hotel mewah Wanda Reign on The Bund di Shanghai dari pengembang China yakni Dalian Wanda group.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Melansir dari laman Forbes, nilai transaksi yang dilakukan oleh bos sawit RI untuk memboyong hotel mewah tersebut diperkirakan tembus US$240 juta atau senilai Rp3,72 triliun (asumsi kurs: Rp15.513).

“Sebagai investor jangka panjang, Pacific Eagle Real Estate mengakuisisi Shanghai Wanda Reign di hotel Bund untuk apresiasi modal,” kata juru bicara Pacific Eagle, seperti dikutip Bisnis dari Forbes Rabu (3/1/2024).

Dalam perinciannya, Wanda Reign on the Bund merupakan sebuah hotel mewah di Shanghai dengan total 193 kamar yang berlokasi di distrik tepi laut Bund. Bangunan tersebut terkenal dengan dekorasi khas bergaya arsitektur barat yang dibangun pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-20.

Disebutkan, bangunan ini diketahui mulai beroperasi pada Juni 2016. Dengan demikian, Hotel Wanda Reign yang dicaplok oleh Sukanto Tanoto menjadi hotel investasi kedua seusai sebelumnya Pacific Eagle Real Estate membeli Hotel dengan total 304 kamar yakni Mondrian Duxton di Singapura pada Juli 2023 lalu.

Sebagai informasi, Pacific Eagle Real Estate pada 2022 juga sempat membeli Tanglin Shopping Centre di kawasan perbelanjaan Orchard Road Singapura seharga US$645 juta atau senilai Rp10,01 triliun. Selain itu, Pacific Eagle juga diketahui bekerja sama dengan China Resources Capital membangun Pacific Eagle Center, yang merupakan sebuah gedung perkantoran dengan 21 lantai di Beijing.

Saat ini Pacific Eagle Real Estate juga sedang mengembangkan Prospect Park, sebuah kawasan bisnis yang terdiri dari 19 blok perkantoran di ibu kota Tiongkok, dan pengembangan perumahan di Kota Rizhao di provinsi Shandong tenggara Tiongkok. Di luar Asia, Pacific Eagle memiliki properti komersial di London dan Munich.

Lantas seperti apa profil dan perjalanan usaha Sukanto Tanoto?

Mengutip dari sukantofoundation.org, Sukanto Tanoto adalah pendiri dan Chairman RGE, kelompok perusahaan global di bidang manufaktur berbasis sumber daya dengan kantor perusahaan di Singapura, Hong Kong, Jakarta, Beijing, dan Nanjing.

Sukanto Tanoto memulai bisnis lebih dari 50 tahun yang lalu dengan memasok suku cadang untuk industri perminyakan dan konstruksi. Sebagai pengusaha dan visioner, Sukanto Tanoto mengembangkan bisnis kayu lapis pada 1967. Menyusul keberhasilan ini, ia merambah industri berbasis sumber daya lain seperti kelapa sawit, kehutanan, pulp dan kertas, dan pembangkit listrik.

RGE adalah kelompok bisnis global dengan aset lebih dari US$20 miliar, 60.000 tenaga kerja, dan beroperasi di Indonesia, Tiongkok, Brasil, dan Kanada, serta kantor pemasaran di seluruh dunia. Bisnis RGE mencakup empat area utama pulp dan kertas (APRIL – Asia Pacific Resources International Holding Ltd dan Asia Symbol), minyak kelapa sawit (Asian Agri dan Apical), rayon dan pulp khusus (Sateri International dan APR) dan energi (Pacific Oil & Gas).

Dengan gurita bisnis yang dimilikinya, Sukanto Tanoto disebut-sebut memiliki kekayaan hingga US$3,2 miliar atau setara dengan Rp49,63 triliun sampai dengan 2023. Dia juga berhasil menduduki posisi orang terkaya di Indonesia ke-18.

Disebutkan, Sukanto Tanoto memastikan setiap bisnisnya dikelola secara berkelanjutan dengan mengintegrasikan konsep tanggung jawab sosial (CSR) ke dalam bisnis. Program tersebut meliputi skema pelatihan pertanian terintegrasi yang telah meningkatkan penghasilan penduduk perdesaan dengan menjadi petani mandiri dan berkelanjutan. Kegiatan pengembangan masyarakat lainnya termasuk program usaha kecil dan menengah untuk membantu membangun usaha, pelatihan kejuruan, perkebunan fiber, dan dukungan infrastruktur.

Dengan keingintahuan dan keyakinan yang kuat dalam pembelajaran berkelanjutan, Sukanto Tanoto tidak hanya melanjutkan pendidikannya sendiri dengan mengikuti kursus manajemen di sekolah bisnis terkemuka, seperti INSEAD, Harvard dan Wharton, tetapi juga berkomitmen untuk memberikan bantuan pendidikan, khususnya untuk masyarakat perdesaan.

Pada tahun 1981, Sukanto Tanoto dan keluarga mendirikan Tanoto Foundation dengan tujuan membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan kualitas manusia Indonesia. Sejak saat itu, Tanoto Foundation terus berkembang hingga menjadi organisasi filantropi internasional dengan perhatian khusus terhadap pengembangan sumber daya manusia, terutama dalam bidang pendidikan dan pengembangan anak usia dini, pendidikan dasar, pengembangan kepemimpinan, dan riset medis. Saat ini, Yayasan berkontribusi di Indonesia, China, dan Singapura, serta aktif menjalin kemitraan dengan beragam institusi akademis dan riset terpandang.

Sukanto Tanoto juga menjadi anggota Dewan Internasional INSEAD, Dewan Pengawas Wharton, Dewan Eksekutif Wharton untuk Asia, dan terlibat di berbagai badan pendidikan, komunitas, dan industri lainnya. Dia juga pernah menerima Wharton School Dean’s Medal Award, sebagai pengakuan atas kontribusinya terhadap perluasan ekonomi global dan peningkatan taraf hidup di seluruh dunia. Penerima penghargaan ini sebelumnya meliputi kepala negara, pemenang Nobel, serta presiden direktur dan CEO perusahaan.

Itulah ulasan tentang profil pengusaha Sukanto Tanoto yang juga peduli terhadap pendidikan masyarakat luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya