SOLOPOS.COM - Pendiri Alfamart, Djoko Susanto (Istimewa/Universitas Bunda Mulia)

Solopos.com, JAKARTA  Bersama Indomaret, Alfamart menjadi toko modern yang memiliki jaringan luas di seluruh pelosok negeri. Berikut adalah profil dari Djoko Susanto, jebolan SMP yang menjadi bos atau pemilik Alfamart.

Nama Alfamart belakangan jadi buah bibir masyarakat usai terjadi sejumlah insiden yang viral di media sosial. Mulai dari drama pencurian cokelat hingga yang terbaru terkait pegawai yang menangis tersedu sambil meminta maaf karena tidak memberi salam ke pelanggan.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Terlepas dari sejumlah insiden yang terjadi belakangan, bisa dibilang Alfamart terus tumbuh menjadi perusahaan retail dengan jaringan luas. Keberhasilan Alfamart itu tentu tidak bisa dilepaskan dari sosok Djoko Susanto.

Sebagai bos dari jaringan retail yang tersebar di berbagai wilayah hingga pelosok Indonesia, publik kerap menilai profil Djoko Susanto sebagai pemilik Alfamart adalah seorang yang sigap dan bijak dalam menangani berbagai permasalahan, utamanya menyangkut karyawan dan konsumen.

Dia sendiri masuk dalam daftar orang terkaya ke-10 di Indonesia. Forbes mencatat harta kekayaannya per 2023 mencapai US$4,1 miliar atau setara Rp61,3 triliun.

Lantas, seperti apa profil Djoko Susanto, pemilik Alfamart? Berikut ulasannya seperti dilansir dari Bisnis.com. Djoko Susanto lahir pada 9 Februari di Jakarta. Ia terlahir dari sebuah keluarga pedagang warung kelontong pada 1950.

“Saya ingat sekali, pada 6 April 1966 itu ketika saya akan menginjak SMA kelas 1 itu,Chinese School harus ditutup, jadi sangat sedih tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi,” ungkapnya dilansir dari Momentum Talk dalam seri ‘Kerja Keras, Intuisi dan Fokus Djoko Susanto’, Kamis (26/1/2023).

Siapa sangka, profil Djoko Susanto yang kemudian dikenal sebagai pemilik Alfamart, sudah putus sekolah saat kelas 1 SMA. Sejak saat masih belia, ia harus bekerja di transmitter radio atau biasa disebut pemancar sembari membantu orang tua demi keberlangsungan hidup mereka. Hingga akhirnya, pada 1969 dia diminta untuk melanjutkan bisnis warung milik orang tuanya.

Ia kemudian mengelola toko kelontong milik keluarga di kawasan Petojo, Jakarta Pusat, pada 1967. Ia kemudian membangun warung kelontong sendiri bernama Sumber Bahagia, di sana dia mengisi stok barang dagangan dengan menjual berbagai macam bahan-bahan pokok dan menambahkan rokok ke dalam daftar produk yang dijual baik itu secara eceran maupun grosiran.

Pedagang Rokok dengan Omzet Terbesar di Dunia

Profil Djoko Susanto, pemilik Alfamart tidak bisa dilepaskan dari bisnis perdagangan rokok. Dia mengakui, dengan menjual rokok kretek dari berbagai merek, usahanya dengan cepat tumbuh berkembang. Puncaknya, pada 1970, 1975 hingga 1980, bisa dikatakan bisnis grosir rokoknya laris manis, penjualan sangat cepat dan marginnya pun lumayan besar. Bahkan toko grosir rokoknya dikenal hingga ke luar pulau Jawa.

“Jadi, dulu saya itu dikenal bahkan dengan teman lama yaitu sebutannya Koh A. Kwie. Kala itu, saya punya omzet bisa dikatakan terbesar di dunia, ya karena kretek hanya ada di Indonesia kan,” jelasnya.

Berkat kepiawaiannya dalam berdagang rokok serta kredibilitas yang mampu dipertahankan hingga bertahun-tahun, ia akhirnya bertemu Putera Sampoerna. “Tahun 1990, dia mengajak saya. Kamu mau jadi Direktur HM Sampoerna dan Presiden Direktur PT Panamas ya? Nah, waktu itu saya sempat menolak. Karena, saya merasa hanya lulusan SMP,” kata Djoko Susanto, pemilik Alfamart.

Meski begitu, nyatanya taipan rokok Putera Sampoerna tetap tertarik dengan kemampuan berdagangnya. Saat itu, Putera Sampoena hanya berharap kepada Djoko untuk bisa memperluas jaringan distribusi rokok.

Sebagai informasi, PT Panamas adalah perusahaan yang dimiliki oleh HM Sampoerna untuk menjalankan distribusi produk-produk dan memegang kendali strategi distribusi dan field marketing untuk seluruh wilayah Indonesia. Maka, ajakan membangun retail ini disambut antusias oleh Djoko.

“Kala itu, saya cuma butuh dua menit langsung mengiyakan dan memutuskan bergabung. Lalu, dalam dua hari saya menyelesaikan semua utang piutang, stok barang, inventaris, terus saya kasih ke Pak Putera Sampoerna, saya bilang, Pak ini modal saya sekian,” ujarnya.

Tak butuh waktu lama, dia bersama Putera mendirikan Alfa Toko Gudang Rabat (Alfa TGR), jaringan retail berformat grosir. Toko pertama dibuka di gudang milik Sampoerna di Jalan Lodan, Jakarta Pusat pada tanggal 27 Agustus 1989.

Pertumbuhan minimarket yang fantastis ini tak lepas dari peran Putera Sampoerna, setelah dia memutuskan bergabung dengan Alfa Minimarket yang saat itu memiliki 141 gerai. PT HM Sampoerna mengambil saham 70 persen dan sisanya diambil Djoko Susanto.

Namun pada 2005, kerja sama antara Djoko Susanto dan Putera Sampoerna berhenti karena adanya pergeseran kepemilikan saham. Singkat cerita, Djoko pun memisahkan bisnisnya dengan HM Samporena, meski begitu ketajaman intuisi dalam membaca peluang pasar seakan tak hilang.

Buktinya sebelum menjual sebagian besar saham Alfa TGR ke Carrefour Indonesia, Djoko telah mempersiapkan Alfamidi, pelopor retail dengan konsep medium market di Indonesia. Dia pun membuka usaha lainnya yaitu Lawson serta melakukan rebranding terhadap Alfaexpress dengan konsep convenience store. Pada 2013, Alfa Group membuka retail health & beauty.

Mengutip dari Forbes, Alfamart yang berada di bawah naungan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk telah berada di bawah pengawasan kedua anak Djoko yakni Feny Djoko Susanto sebagai Presiden Komisaris dan Budi Djoko Susanto sebagai Komisaris. Alfamart memiliki lebih dari 18.000 toko di seluruh Indonesia.

Selain bisnis supermarket, Djoko Susanto masih memiliki lini bisnis lainnya. Satu di antaranya properti. Divisi propertinya, Alfaland juga mengoperasikan Omega Hotel Management di seluruh Indonesia. Djoko Susanto juga mendirikan Universitas Bunda Mulia di Jakarta pada 2003.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Kisah Bisnis Djoko Susanto, Jebolan SMP yang Jadi Bos Alfamart.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya