SOLOPOS.COM - Ilustrasi Online Shop. (Solopos.com).

Solopos.com, SOLO — Penjualan produk-produk kecantikan di lapak daring Shopee diprediksi akan terus menjadi kategori produk pilihan pada 2023.

Hal tersebut disampaikan oleh Head of Marketing Growth Shopee Indonesia, Monica Vionna.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Sepanjang 2022, kategori kecantikan, fesyen, dan elektronik masih menjadi daya tarik, khususnya pada pengguna usia muda saat berbelanja online, dan diprediksi masih terus menjadi kategori produk pilihan di tahun 2023,” ujar Monica saat dihubungi Solopos.com, Selasa (13/6/2023).

Monica meneruskan, pada kampanye 3.3 Grand Fashion Sale awal 2023, Shopee mencatat kenaikan jumlah pesanan pada produk kecantikan hingga empat kali lipat. Kenaikan ini terjadi pada puncak kampanye dibandingkan hari biasa.

Penjualan produk kecantikan di Shopee memang lebih menguntungkan. Hal ini juga diakui oleh Head of Ella Beauty Store, lini produk kecantikan dalam kemasan dari Ella Skincare, Yaenal Zamrinata.

Yaenal menjelaskan, penjualan Ella Beauty Store di Shopee menyumbang omzet 90% dibandingkan dengan marketplace lain yaitu Tokopedia, Blibli, Lazada, dan TikTok Shop.

Pantauan Solopos.com dari situs resmi Populix berjudul Unveiling Indonesian Beauty & Dietary Lifestyle pada Agustus 2022, lebih dari separuh responden memilih kanal online untuk membeli produk-produk skincare, termasuk e-commerce dan media sosial.

Pembelian tertinggi tercatat dari Shopee, kemudian disusul dari Tokopedia, dan Lazada. Bukalapak dan Blibli mencatat konsumen paling sedikit dalam pembelian skincare oleh responden Indonesia.

TikTok Shop menyumbang pembelian tertinggi dibandingkan kanal media sosial lain dibandingkan Instagram, WhatsApp, dan Marketplace Facebook.

Sementara itu, riset terbaru mereka berjudul Indonesian Shopper Behavior on Promotion Week in the Face of Economic Uncertainty 2023 pada February 2023 menunjukkan pada Januari 2023 produk body care dan kosmetik menjadi salah satu kategori yang merajai pembelian paling banyak.

Marketplace semakin diminati masyarakat untuk berbelanja karena praktis dan mereka dapat membandingkan harga. Keunggulan lainnya yakni pelanggan mendapatkan cashback yang dapat mereka gunakan kembali.

Secara demografi, para perempuan, milenial, dan masyarakat kelas menengah ke atas lebih sering berbelanja online dibandingkan offline. Namun, masyarakat di luar Jawa dan Sumatra masih lebih memilih belanja di toko fisik.

Pola menarik yang ditemukan pada awal 2023 yakni mayoritas konsumen merupakan pelanggan impulsif karena sebelumnya mereka tidak memiliki kesempatan membeli barang yang diinginkan, sehingga transaksi pembelian tersebut menjadi sebuah bentuk self-reward.

Pembelian impulsif ini juga muncul karena promosi dari platform online. Alasan yang paling sering terdengar dalam pembelian impulsif adalah pembeli ingin membeli produknya dan hanya dapat membelinya di saat itu.

Alasan yang kedua adalah bentuk kepuasan diri. Kelompok yang lebih sering berbelanja secara impulsif adalah generation Z (gen Z) yang tinggal di Jawa Tengah dengan status sosio-ekonomi menengah ke bawah.

Saat pekan promosi, produk-produk yang populer dibeli masyarakat didominasi oleh fesyen dan pakaian olahraga, kebutuhan sehari-hari, body care, dan kosmetik.

Dana yang mereka sediakan untuk belanja di saat pekan promosi kurang dari Rp250.000 dengan metode pembayaran paling banyak diminati berupa e-wallet. Shopee masih merajai platform yang paling diminati dalam pekan promosi.

Survei menunjukkan dalam upaya menghadapi resesi, masyarakat akan memprioritaskan kegiatan belanja hanya untuk barang-barang yang diperlukan, terutama untuk masyarakat kelas menengah ke bawah.

Namun, masyarakat di luar Jawa dan Sumatra juga berpendapat tidak akan ada banyak perubahan walaupun dikhawatirkan akan resesi.

Produk-produk kosmetik, fesyen, elektronik, dan gadget menjadi empat kategori produk yang tidak diprioritaskan masyarakat untuk dibeli jika terjadi resesi. Alasan terbesar dalam hal ini karena produk-produk tersebut bukan kebutuhan utama.

Millenial dan kelompok masyarakat kelas menengah ke atas mengatakan mereka akan tetap berbelanja selama resesi. Namun, Gen Z dan segmen kelas menengah ke bawah bersiap mengurangi aktivitas belanja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya