Bisnis
Senin, 21 Agustus 2023 - 19:15 WIB

Produk Digital Menguat: QRIS Diminati hingga Mancanegara, Penukaran Valas Lesu

Gigih Windar Pratama  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi penukaran mata uang asing. (Dok/JIBI/Bisnis).

Solopos.com, SOLO — Program pengembangan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang dilakukan Bank Indonesia agar bisa digunakan di mancanegara menjadi kabar kurang baik bagi pemilik jasa penukaran valuta asing (valas) di Soloraya.

Mereka menyebut, saat ini bisnis penukaran uang asing membaik dibanding pandemi namun masih lesu.

Advertisement

Mereka mengatakan, saat ini sudah banyak negara yang menerima Rupiah untuk transaksi. Selain itu, mereka menjelaskan, wisatawan Indonesia yang akan ke luar negeri sudah tidak perlu repot menukarkan uang karena adanya QRIS.

Salah satu penyedia penukaran uang asing dari Boyolali, Zainuddin,menjelaskan saat dihubungi Solopos.com, Senin (21/8/2023), masyarakat asal Indonesia hanya menukarkan antara Rp3 hingga Rp5 juta jika berpergian ke negara Asia Tenggara.

Advertisement

Salah satu penyedia penukaran uang asing dari Boyolali, Zainuddin,menjelaskan saat dihubungi Solopos.com, Senin (21/8/2023), masyarakat asal Indonesia hanya menukarkan antara Rp3 hingga Rp5 juta jika berpergian ke negara Asia Tenggara.

Angka ini menurut Zainuddin sangat rendah dibandingkan beberapa tahun lalu.

“Kalau dibandingkan lima tahun lalu atau sebelum pandemi jauh sekali bedanya. Sekarang kalau ke negara Asia Tenggara paling nukarnya hanya Rp1 sampai Rp3 juta, kecuali ke Thailand bisa sampai Rp5 juta. Memang kalau dibandingkan pandemi sudah membaik tapi masih sangat sedikit. Bandingkan kalau sebelum pandemi, bisa Rp15 sampai Rp20 juta per orang,” ucapnya.

Advertisement

“Sekarang kalau cuman ke Thailand, Malaysia, Vietnam atau Singapura jarang yang menukarkan uang. Faktornya banyak, kalau di Thailand dan Malaysia sudah ada QRIS yang bisa dipakai, kalau ke Singapura juga bisa pakai non tunai tanpa perlu tukar uang, cukup pakai OTTO Cash saja. Bahkan haji sekalipun, sekarang oleh-oleh sudah bisa beli di sana bayarnya pakai Rupiah bukan Riyal,” ujarnya.

Sedangkan penyedia jasa penukaran uang di Solo, Maesaroh, memiliki cerita serupa. Ia menyebut, saat ini Rupiah sudah diterima di negara lain. Hal ini seiring dengan banyaknya wisatawan dari Indonesia yang berkunjung ke luar negeri.

“Kemarin teman saya Haji, beli oleh-oleh di Makkah sekarang bisa bayar pakai Rupiah dan enggak perlu tukar ke Riyal, asalkan pedagang dan pembelinya setuju transaksi bisa dilakukan. Sama juga di Malaysia dan Thailand, beberapa tempat sudah menerima Rupiah, tinggal disesuaikan kurs nya sudah bisa untuk transaksi,” ucapnya.

Advertisement

Maesaroh menambahkan, transaksi digital yang kian mudah juga membuat masyarakat sudah jarang menukarkan uang. Ia menilai, saat ini yang masih sering diminati adalah Dolar Singapura, itupun untuk investasi.

“Apalagi bank-bank itu sudah bisa mengonversi langsung secara digital jadi pakai aplikasi, scan kode sudah nanti bayarnya pakai rupiah sesuai kursnya. Hanya Dolar Singapura yang masih stabil dan banyak yang mencari, biasanya buat investasi atau belanja dengan nominal besar,” ulasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif