SOLOPOS.COM - Ilustrasi stok beras.(Bisnis-Nurul Hidayat).

Solopos.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan naiknya harga beras di pasaran disebabkan gangguan distribusi, antara lain karena banjir di wilayah Jawa Tengah.

“Ini masalah distribusi terganggu karena banjir, di Demak kemarin misalnya seperti itu,” kata Jokowi yang ditemui seusai menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2024 di TPS 10 Gambir Jakarta Pusat, pada Rabu (14/2/2024) pagi seperti dilansir Antaranews.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Presiden memastikan stok beras di Bulog masih cukup banyak, sehingga masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan soal harga dan kelangkaan pasokan.

“Stok beras baik yang medium dan premium di Bulog selalu siap dan selalu ada stoknya. Ini tak perlu dikhawatirkan,” tuturnya.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa saat ini stok beras mencapai 1.180.000 atau 1,18 juta ton yang dipastikan aman untuk memenuhi kebutuhan beras nasional hingga April 2024.

“Stok [beras] kami 1.180.000 ton, jadi cukup. Jadi kalau tadi misalnya permintaan beras SPHP [stabilisasi pasokan dan harga pangan] mau di-double itu cukup. Ditambah untuk bantuan pangan sampai dengan Maret dan April, itu cukup,” kata Bayu saat diskusi bersama awak media terkait Data dan Fakta Kondisi Perberasan Indonesia Terkini di Jakarta, Selasa (13/1/2024).

Menurutnya, dengan jumlah stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Gudang Bulog tersebut, maka dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara nasional selama Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa banjir yang menimpa sejumlah lahan persawahan petani antara lain di kabupaten Demak, Kudus, dan Grobogan di Jateng, tidak mempengaruhi stok pangan secara nasional.

“Yang berpengaruh petaninya, kasian yang terdampak, tapi kalau secara nasional rasanya masih bisa kita alihkan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan saat ini stok beras telah memenuhi sejumlah ritel modern guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

Sesuai perintah Presiden Jokowi, Bapanas bersama Perum Bulog, PT Food Station Tjipinang Raya, Perkumpulan Penggilingan Padi, dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI), serta Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) berupaya menstabilkan harga beras. Sebanyak 50.000 ton beras dari Bulog mulai masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

“Perintah Bapak Presiden adalah stok beras yang ada di Bulog, yang ada di PIBC, di Food Station BUMD DKI Jakarta, dioptimalkan untuk diguyur ke pasar, baik pasar modern maupun pasar tradisional,” tutur Arief saat meninjau stok beras di Gudang PIBC, Jakarta, Selasa.

Menurutnya, tidak ada hambatan untuk melakukan hal tersebut stok beras ada terutama di Bulog ada. Apalagi, saat ini Bulog mempunyai stok beras hingga mencapai kurang lebih 1,3 juta ton yang dipersiapkan pemerintah sebagai cadangan pangan pemerintah (CPP).

Bapanas telah mengatur agar penyaluran stok beras Bulog dapat terus digencarkan ke berbagai lini pasar. Beras sejumlah 50 ribu ton oleh Bulog didistribusikan ke PIBC dan kemudian akan dikemas dalam bentuk beras 5 kg lalu disalurkan ke ritel modern.

Sementara itu, beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) terus disalurkan ke daerah di seluruh Indonesia. Realisasi beras SPHP sampai 12 Februari 2024 telah menyentuh angka 226.000 ton.

Intervensi pemerintah lainnya akan dilaksanakan dalam bentuk bantuan pangan beras yang akan dimulai lagi mulai 15 Februari 2024.

Demi meredam lonjakan harga beras, pemerintah meminta Perum Bulog untuk mempercepat penyaluran stok beras yang tersedia.

“Jadi, kemarin diputuskan agar Perum Bulog diminta mempercepat penyaluran stok beras yang sudah ada,” ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto di Jakarta, Selasa (13/2/2024) seperti dilansir Antaranews.

Ia mengatakan hingga 12 Februari 2024, Perum Bulog sudah menyalurkan 226.00 ton beras untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta 179.000 ton beras untuk bantuan pangan.

Selain mempercepat penyaluran stok beras yang tersedia, dia menyatakan Bulog juga diminta untuk mempercepat pengadaan beras impor.

Saat ini Bulog memiliki sisa kuota beras impor tahun 2023 sebanyak 500.000 ton yang sedang dalam perjalanan. Sementara itu, tahun ini Bulog memiliki kuota impor sebesar 2 juta ton.

Namun, Haryo menyatakan pengadaan beras impor saat ini pun tidak mudah imbas dari konflik antara Rusia dan Ukraina serta meningkatnya tensi geopolitik di kawasan Terusan Suez yang membuat harga pangan dunia melonjak akibat terganggunya pasokan bahan baku pupuk dan rantai pasok global.

Selain situasi geopolitik global yang sulit, ia menuturkan bahwa melonjaknya harga beras saat ini juga dipicu oleh tingginya harga komoditas tersebut di tingkat produsen domestik serta mundurnya musim tanam awal 2024 di berbagai daerah di seluruh Indonesia.

 



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya