SOLOPOS.COM - Warga mengakses pelayanan di Kantor BPJS Kesehatan. (Dok. Solopos.com)

Solopos.com, NUSA DUA — International Social Security Association (ISSA) menyebut bahwa inovasi teknologi informasi dan komunikasi atau TIK (Information and Communication Technology/ICT) yang digagas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan telah mempercepat transformasi layanan kesehatan di tengah masyarakat.

“Mengapa kami datang ke Indonesia? Alasannya sangat sederhana, karena Indonesia sudah maju. Mereka telah bertransformasi dalam hal TIK, dalam hal pemberian jaminan sosial,” kata Presiden ISSA Mohammed Azman di sela-sela konferensi The 17th ISSA International Conference on Information and Communication Technology In Social Security (ICT 2024) 6–8 Maret 2024 di Nusa Dua, Bali, Rabu (6/3/2024).

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Menurutnya, transformasi TIK yang dilakukan BPJS Kesehatan sebagai salah satu upaya untuk menyediakan cakupan layanan kesehatan semesta atau universal (universal coverage).

“Indonesia telah bertransformasi, dan menurut saya, Indonesia adalah salah satu pemimpin di bidang TIK [ICT], dalam penyediaan layanan. Pemberian layanan TIK sangat penting dalam hal cakupan jaminan sosial dan pemberian layanan,” ungkapnya.

Selain itu, Azman mengungkap bahwa BPJS Kesehatan berhasil mengurangi waktu penyampaian layanan menjadi sekitar 30 menit dalam memberikan layanan jaminan sosial.

“Dan saya percaya bahwa 72 negara, mayoritasnya adalah negara berkembang, dan kami juga memiliki perwakilan dari kawasan ini. Hal inilah yang perlu kita pelajari dari BPJS Kesehatan,” imbuhnya.

Menurutnya, inovasi dan pemanfaatan TIK seperti ini dibutuhkan dalam jaminan sosial agar menjadi efisien dan memiliki cakupan universal (universal coverage) serta memiliki kesetaraan.

“Dan berarti tidak ada seorang pun yang tertinggal,” ujarnya.

Berbagi Pengalaman

Sementara itu, Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan ekosistem digital yang dibangun dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan menjadi salah satu praktik baik pengelolaan jaminan sosial dunia.

“BPJS Kesehatan akan berbagi pengalaman dalam penerapan teknologi informasi untuk jaminan kesehatan di Indonesia. Sejak Program JKN diimplementasikan kami berkomitmen untuk terus berinovasi, mengembangkan solusi-solusi terkini untuk memberikan pelayanan yang lebih mudah, cepat, dan setara, kepada para peserta JKN yang tidak lepas dari peranan teknologi informasi,” kata Ali Ghufron Mukti dalam The 17th ISSA International Conference on Information and Communication Technology in Social Security (ICT 2024), di Nusa Dua, Bali, Rabu.

Ghufron mengatakan dalam satu dekade penyelenggaraan Program JKN, cakupan kepesertaan per 1 Maret 2024 telah mencapai 268,7 juta orang atau sekitar 96,08 persen penduduk Indonesia.

“Hal ini menjadikan Program JKN sebagai salah satu program jaminan kesehatan sosial terbesar di dunia yang dikelola secara single payer dengan skema iuran,” katanya seperti dilansir Antaranews.

Sementara BPJS Kesehatan hanya memiliki jumlah pegawai yang sangat terbatas yaitu sekitar 9.400 orang, yang artinya satu pegawai BPJS Kesehatan kira-kira harus melayani sekitar 28.500 peserta.

“Hal ini memunculkan gagasan implementasi transformasi kualitas pelayanan. Oleh karena itu dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mutlak diperlukan sebagai enabler, driver dan accelerator untuk meningkatkan efektivitas program dan kualitas layanan,” kata Ghufron.

Selain itu mengingat besarnya cakupan JKN serta tingginya jumlah transaksi, lanjutnya, maka diperlukan kecepatan dan ketepatan dalam mendukung program tersebut. Oleh karena itu pemanfaatan TIK dan transformasi digital menjadi sebuah kebutuhan yang mutlak.

Ghufron menambahkan dengan cakupan pelayanan yang luas dengan banyak pihak atau pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan Program JKN, BPJS Kesehatan telah membangun sistem yang terintegrasi dengan banyak pemangku kepentingan terkait.

Kegiatan ICT 2024 yang digelar tiga hari selama 6-8 Maret 2024 di Nusa Dua, Bali, dihadiri lebih dari 300 partisipan dari 71 negara.

International Social Security Association (ISSA) merupakan organisasi internasional terkemuka di dunia yang beranggotakan institusi-institusi jaminan sosial, departemen/lembaga, pemerintah, dan institusi lain, yang mengelola/menyelenggarakan satu atau beberapa bidang jaminan sosial.

ISSA dibentuk pada tahun 1927 di bawah naungan International Labor Organization (ILO). Saat ini ISSA memiliki kurang lebih 350 anggota dari kelembagaan yang berasal dari 160 negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya