SOLOPOS.COM - Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan ITS PKU Muhammadiyah Surakarta menggelar pengambilan sumpah dan pelantikan Ners periode II tahun 2023, Alana Hotel & Convention Center pada, Selasa (29/8/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jateng, Mufid, menyebut kompetensi tenaga kesehatan Indonesia, khususnya perawat tidak kalah dengan tenaga kesehatan luar negeri. Ia menilai perawat Indonesia mampu bersaing.

Hal ini ia ungkapkan dalam Pengambilan Sumpah dan Pelantikan Ners periode II 2023 Fakultas Ilmu Kesehatan, ITS PKU Muhammadiyah Solo di Alana Hotel & Convention Center pada, Selasa (29/8/2023). “Kelemahan kita mungkin dari sisi bahasa, kalau kompetensi Insya Allah bersaing,” ujar Mufid.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Lebih lanjut ia menguraikan dengan adanya Undang-Undang 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, ada tiga hal yang berkaitan dengan profesi perawat yaitu konsil, kolegium, dan majelis disiplin. Ia menjelaskan PPNI pusat juga menunggu aturan turunan dari undang-undang tersebut. Setidaknya ada 108 peraturan turunan undang-undang tersebut.

Sementara itu dilansir dari Bisnis.com, berdasarkan data Sistem Informasi SDM Kesehatan Kemenkes, jumlah perawat yang bekerja di fasilitas layanan kesehatan khususnya rumah sakit (RS) dan puskesmas sekitar 531.000 pada 2021 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah kumulatif tenaga perawat yang sudah teregistrasi atau memiliki surat tanda registrasi (STR) mulai 2012 hingga 2021 tercatat sekitar 1.097.000, termasuk yang melakukan registrasi ulang.

Sementara per Februari 2022 jumlah perawat dengan STR aktif berjumlah sekitar 633.000 dengan rasio 2,46 per 1.000 penduduk. Jumlah tersebut dinilai telah melebihi target Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan (RPTK) yang menetapkan 2 perawat per 1.000 penduduk.

Sementara itu dilansir kemkes.go.id, tenaga kesehatan Indonesia saat ini banyak diperlukan oleh sejumlah negara lain. Pemerintah Indonesia menjalin sejumlah kerja sama dengan pemerintah luar negeri untuk mengisi kebutuhan tenaga kesehatan tersebut.

Selain mengisi kebutuhan tenaga kesehatan di luar negeri, penempatan tenaga kesehatan ini menjadi salah satu cara untuk memaksimalkan penyerapan SDM kesehatan. Berdasarkan data dari Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) tahun 2020, terdapat 633.025 perawat aktif secara STR, dan pada tahun 2025 secara komulatif diperkirakan akan menjadi 696.217 orang.

Adanya surplus tenaga perawat ini harus diimbangi dengan penyerapan pendayagunaan sumber daya kesehatan. Saat ini telah terjalin kerja sama dengan beberapa negara terkait penempatan tenaga kesehatan Indonesia.

Misalnya, kerja sama antara Indonesia dengan Jepang, telah dimulai pada 2007 melalui penandatangan perjanjian Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Ada dua jenis tenaga kesehatan yang dibutuhkan jepang yaitu perawat dan caregiver.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya