SOLOPOS.COM - Proses produksi buku di usaha percetakan milik warga Solo, Zalde. (Istimewa/Zalde).

Solopos.com, SOLO — Bisnis percetakan mempunyai peluang yang besar dan menjanjikan seiring perkembangan era digital.

Pada era kini usaha percetakan dilirik pelanggan untuk memproduksi berbagai hal demi menambah nilai jual produk.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Misalnya, kebutuhan spanduk, pamflet, undangan, kartu nama, kemasan produk makanaan, dan lain-lain. Selain, itu bisnis percetakan juga beragam, mulai dari percetakan digital, percetakan offset, percetakan sablon, percetakan fleksografi, dan percetakan rotogravure.

Berikut tips memulai usaha percetakan;

– Tentukan jenis jasa yang ditawarkan

– Pilih peralatan dan perlengkapan

– Tentukan target pasar

– Tentukan lokasi usaha

– Siapkan modal usaha percetakan : Biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha ini yakni biaya peralatan dan perlengkapan, biaya sewa ruko/lahan, biaya operasional (karyawan, listrik), dan biaya perawatan mesin cetak.

– Tentukan harga jasa

– Lakukan promosi dengan gencar

– Pertahankan kualitas layanan

– Penunjang lain yang dibutuhkan: Printer dua buah, komputer dua buah, mesin fotokopi satu buah, tinta printer, kertas HVS, mesin penjilid/laminating, dan alat pemotong kertas.

– Sementara, jika menjalankan usaha digital printing atau offset, beberapa peralatan yang dapat digunakan yaitu, mesin hot print, mesin jilid spiral, mesin booklet maker, dan mesin hardcover maker.

Paling Diminati

Salah satu pengelola CV Sidu Tama, Satrio Sulastomo menjelaskan saat ini jenis percetakan yang paling banyak dicari pelanggan yakni boks makanan untuk branding produk, boks makanan tengah dicari baik untuk pelaku usaha kuliner dalam skala kecil maupun besar.

Selain itu, saat musim pernikahan, permintaan untuk undangan pernikahan juga meroket. Pada momen tertentu permintaan cetak buku modul siswa juga ramai dicari

“Yang paling sering dipesan adalah kardus packaging untuk makanan dengan brand konsumen masing-masing, selain itu juga nota toko. Untuk undangan pernikahan biasanya ramai sebelum Bulan Sura dan setelah Lebaran,” ujar Satrio saat dihubungi Solopos.com pada Sabtu (6/5/2023).

Selain menyetak desain, bisnis percetakannya juga melayani permintaan desain produk, misalnya untuk desain undangan pernikahan dengan tambahan.

Namun banyak juga pelanggan yang telah menyiapkan desain sendiri  sesuai kebutuhan mereka.

Dalam sehari paling tidak ada pesanan boks makanan masuk, paling tidak dalam sepekan ada sepuluh permintaan cetak boks makanan, satu pelanggan paling tidak memesan 1.000 hingga 3.000 lembar.

Kemasan produk tersebut biasa diharga Rp1.000 hingga Rp3.000 per lembar.

Sementara itu untuk harga cetak undangan juga bervariasi, mulai Rp3.000 hingga Rp20.000 per lembar, tergantung jenis kertas dan motif undangan yang dipesan.

Seusai Lebaran ini ia telah menerima permintaan undangan pernikahan dari empat pelanggan. Biasanya satu pelanggan yang ingin mencetak undangan pernikahan membutuhkan 100 hingga 300 lembar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya