Bisnis
Jumat, 10 November 2023 - 17:37 WIB

Potensi Kenaikan Suku Bunga Acuan AS Mencuat, Rupiah Melemah

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang rupiah. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Pada penutupan perdagangan Jumat (10/11/2023) hari ini, mata uang rupiah melemah sebesar 40 poin atau 0,26 persen menjadi Rp15.695 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.656 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat turut melemah ke posisi Rp15.693 dari sebelumnya Rp15.649 per dolar AS.

Advertisement

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan sentimen terhadap nilai tukar rupiah yang melemah dipengaruhi adanya potensi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).

“Gubernur bank sentral (Federal Reserve/The Fed) AS Jerome Powell dinihari tadi dalam panel diskusi IMF (International Monetary Fund) mengatakan bahwa bank sentral tidak yakin kalau suku bunga acuan sudah cukup tinggi untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen,” kata dia di Jakarta, Jumat seperti dilansir Antara.

Pernyataan tersebut menurunkan probabilitas suku bunga acuan The Fed ditahan dalam Federal Open Market Committee (FOMC) pada Desember 2023.

Advertisement

Menurut hasil survei CME FedWatch Tool, ada penurunan keyakinan dari investor bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan di kisaran 5,25-5,5 persen dari 93 persen pada Kamis (9/11/2023) menjadi 85,4 persen pada hari ini.

“Akibat pernyataan Powell tersebut, sentimen hindar risiko meninggi, indeks saham AS ditutup negatif dan indeks saham Asia bergerak melemah hari ini,” ujar Ariston.

Di sisi lain, kenaikan data indeks penjualan retail dan proyeksi ekonomi Indonesia yang membaik dapat menahan pelemahan rupiah. Indeks penjualan retail naik 1,5 persen menjadi 201,1 dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif