SOLOPOS.COM - Digital perbankan (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Hingga Mei 2023, aset perbankan syariah tumbuh 15,52 persen year on year (yoy). Pembiayaan juga mengalami pertumbuhan sebesar hampir 20 persen, serta Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 15,02 persen secara yoy.

Hal ini diungkapkan Ketua Umum Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Hery Gunardi dalam Seminar Nasional “Implementasi Governance, Risk, & Complience (GRC) Terintegrasi Pada Perbankan Syariah di Era 4.0” di Auditorium Bank Syariah Indonesia (BSI), Gedung The Tower, Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Menurut dia, tingkat pertumbuhan tersebut merupakan indikator yang menunjukkan masih besarnya potensi industri syariah yang dapat dimanfaatkan oleh bank-bank syariah yang di Indonesia.

“Kita bersyukur pertumbuhan bisnis perbankan syariah di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang positif, bahkan melampaui pertumbuhan perbankan nasional atau industri, baik dari sisi aset, pembiayaan, maupun dana biaya ketiga. Seluruhnya mengalami pertumbuhan double digit,” ungkapnya seperti dilansir Antara.

Di sisi lain, Hery Gunardi menyatakan industri perbankan telah memasuki era bank 4.0, di mana digitalisasi mengubah cara, pola hidup, serta cara bekerja dan berinteraksi masyarakat.

“Memasuki era 4.0 ini, industri perbankan syariah dihadapkan dengan berbagai macam tantangan,” ujar dia d

Tantangan dimaksud misalnya, uncertainty due to economic instability, concern tentang risk environment, rising complexity and regulation, business performance, sustainability, stakeholder demand, dan yang terakhir ada integrated approach support decision making,”

Saat ini, perbankan dituntut dapat bersaing serta beradaptasi dengan cepat untuk dapat mencapai hasil optimal dan mampu menghadapi segala tantangan di lingkungan yang senantiasa berubah atau tidak menentu.

Dalam upaya mencapai hasil optimal seiring tetap patuh terhadap kebijakan yang ada, perbankan syariah dinilai perlu menerapkan konsep GRC (Governance, Risk, dan Compliance) terintegrasi.

GRC terintegrasi mensinergikan antara governance structure, risk management, compliance, serta environment dan social (ES-GRC).

“Framework yang kita sebut ES-GRC ini menjadi salah satu langkah strategis dalam menciptakan sustainability performance. At the end of the day, memang kita diharapkan untuk menjaga sustainability dari kinerja atau performance yang dimiliki oleh masing-masing unit yang kita kelola atau juga kita miliki,” ucap Hery.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya