SOLOPOS.COM - Ketua Umum PSSI Erick Thohir (kiri), bersama Waketum PSSI Zainudin Amali dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (tengah) meninjau kesiapan Stadion Manahan Solo di Jawa Tengah, Minggu (12/3/2023). (Antara/Maulana Surya).

Solopos.com, SOLO — Tantangan membangun ekosistem sport tourism di Solo setelah momentum Piala Dunia U-20 lepas dari genggaman Indonesia terbilang cukup sulit.

Namun bagi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo, Aryo Widyandoko, sport tourism dan MICE di Solo akan tetap tumbuh.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Ekosistem sport tourism dan MICE di Solo sama sekali tidak akan terhambat, aku yakin masih akan terus bertumbuh,” papar Aryo, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (31/3/2023).

Menurutnya, walaupun batal jadi tuan rumah, proses persiapan Indonesia untuk mengadakan event berskala internasional itu secara fisik juga bermanfaat untuk memenuhi ekosistem sport tourism di Solo dan kota lainnya.

Aryo juga mengatakan, standar FIFA untuk kondisi beberapa stadion di Solo membuat kondisi stadion jauh lebih baik dan siap dioptimalisasi menyambut event-event sport tourism selanjutnya.

Sementara itu, Ketua DPC Asosisasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Solo, Pri Siswanto, mengatakan dampak pembatalan digelarnya Piala Dunia U-20 di Indonesia terhadap ekosistem sport tourism dirasakan secara tidak langsung.

“Memang Piala Dunia U-20 kemarin menjadi momentum besar yang diharapkan semua lini menumbuhkan sport tourism di Solo, terutama pariwisata secara umum akan sangat terdampak jika benar-benar digelar di Indonesia, salah satunya Solo,” ujar Pri saat dihubungi Solopos.com via sambungan telepon, Jumat (31/3/2023).

Namun menurutnya sport tourism Solo sudah lebih matang setelah persiapan menggelar Piala Dunia U-20 yaitu dengan renovasi fisik beberapa stadion dan lapangan bola agar sesuai standar FIFA.

Pri menambahkan, hanya tinggal optimalisasi agar ekosistem sport tourism di Solo terus tumbuh dan menggerakkan roda ekonomi masyarakat serta menumbuhkan ekosistem MICE lebih baik lagi.

Pri juga menyoroti kondisi beberapa pelaku usaha dan UMKM yang boncos setelah Piala Dunia U-20 resmi batal digelar di Indonesia.

Menurutnya, tidak heran jika pelaku usaha menjadi lesu karena kehilangan pasar yang besar dan bayangan keuntungan yang menjanjikan. Namun dia yakin akan ada kesempatan lebih baik di masa depan agar perekonomian Solo juga terus membaik.

Untuk itu, Pri mengatakan perlu sinergi antara semua pihak terkait agar ekosistem sport tourism Solo nantinya bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat di semua tingkat. Juga, agar olahraga menjadi hal yang bisa dinikmati semua orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya