SOLOPOS.COM - Gathering Stakeholder Pariwisata Solo bertemakan Solo Sekarang, Solo Benderang mengenal 17 Prioritas Pembangunan Kota Solo di The Sunan Hotel Solo, Selasa (22/8/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution).

Solopos.com, SOLO — Solo merupakan kota yang kaya dengan budaya, tetapi warganya sejauh ini dinilai kurang mau menjadi pemasaran yang baik. Pemasaran dengan story telling merupakan salah satu upaya memajukan pariwisata Indonesia.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Abdullah Soewarno, berharap kemampuan pramuwisata Solo mulai dari pegawai hotel, tour guide dan penjamu wisatawan lainnya akan meningkat untuk meningkatkan pemasaran Kota Solo.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Ia kemudian mengatakan soal keberadaan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo menjadikannya sebagai salah satu atraksi wisata religi yang cukup diminati di Kota Bengawan.

Namun, Abdullah mengakui wisata religi tersebut masih agak susah untuk digabungkan dengan destinasi lainnya. Mengingat, selama ini pengunjung telah memiliki jadwal tersendiri.

“Tapi agak sulit untuk digabungkan ke yang lain, karena pengunjung sudah punya jadwal, misalnya habis dari masjid tersebut akan bergerak ke situs Walisongo, atau ke tempat lain, sehingga kalau ditarik ke Pura Mangkunegaran atau wisata lain di Solo harus dicari caranya,” papar Abdullah saat ditemui media di sela-sela acara Gathering Stakeholder Pariwisata Solo bertema Solo Sekarang, Solo Benderang di Syailendra Ballroom, The Sunan Hotel Solo, Selasa (22/8/2023).

Lebih lanjut, Wakil Direktur Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Bagus Sigit Setiawan, mengatakan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo akan dilengkapi dengan pusat kebudayaan yang berisikan hasil akulturasi budaya Timur dan Jawa Tengah.

“Kemudian juga insyaallah akan dibangun rumah sakit khusus jantung di Kota Solo, karena mungkin di Uni Emirat Arab sudah banyak anak-anak yang terkena serangan jantung ya,” lanjut Bagus dalam kesempatan tersebut.

Menurutnya, sebagai masjid baru, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo terus berusaha melengkapi fasilitasnya agar bisa bermanfaat bagi banyak pihak dan menyesuaikan pasar.

Saat ini, masjid tersebut sudah memiliki fasilitas perpustakaan yang akan dikembangkan menjadi pusat literasi tradisi Islam Nusantara.

Dia mengakui, salah satu permasalahan yang masih melekat di masjid tersebut adalah terbatasnya lahan parkir. Hal tersebut membuat banyak praktik parkir liar yang mahal.

Mengenai hal tersebut, Bagus menjelaskan awalnya Dinas Perhubungan Solo menawarkan enam kantong parkir.

Enam kantong parkir tersebut terdiri dari Terminal Tirtonadi, Pedaringan, Benteng Vastenburg, parkiran Pura Mangkunegaran, parkiran rumah duka Thiong Ting, dan Pangkalan Kosti Solo.

Namun menurutnya saat ini kantong parkir efektif untuk pengunjung Masjid Raya Sheikh Zayed hanyalah Terminal Tirtonadi.

Hal itu membuatnya berpikir Masjid Raya Sheikh Zayed perlu menggandeng perusahaan transportasi guna membentuk paket wisata sekaligus mengurai kemacetan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya