SOLOPOS.COM - Pekerja memberi pakan kepada ayam petelur di peternakan Raisma Farm, di Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, pada Kamis (20/7/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Peternak ayam mewaspadai adanya kelangkaan jagung sebagai pakan ternak. Ditambah adanya fenomena El Nino yang berpotensi mengganggu rantai produksi hewan ternak, salah satunya bahan baku pakan.

Hal tersebut salah satunya diungkapkan oleh oleh pemilik CV Raisma Farm, Rony Kurniawan, menjelaskan harga pakan saat ini memang mahal karena kelangkaan jagung yang terjadi. Padahal sebanyak 70% dana operasional yang dikeluarkan peternak berasal dari pakan.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Tingginya harga bibit ayam atau day old chicken (DOC) dan telur ini sangat dipengaruhi oleh pakan. Saat ini setidaknya populasi ayam baik petelur dan pedaging di kandangnya berkisar 18.000 ekor.

Saat ini Rony menjelaskan harga jagung di pasar sebesar Rp5.500/kilogram (kg). Sementara harga patokan jagung berkisar Rp5.000/kg.

Ia mengaku jatuh bangun usahanya terjadi saat pandemi Covid-19. Waktu itu harga telur berkisar Rp14.500/kilogram (kg) hingga Rp15.000/kg dengan harga pakan Rp7.780/kg. Dengan hitungan fit consumsion ratio (FCR), ia harus nombok untuk bertahan saat pandemi dengan cara menjual aset.

Sebelum pandemi Rony mengaku mampu menjual 800 DOC sepekan dengan satu boks berisi 102 ekor. Saat ini ia mampu menjual 30% hingga 40% dari penjualan sebelum pandemi.

“Sekarang yang menjadi masalah itu adalah kesulitan mendapatkan jagung. Harga jagung sudah lebih tinggi dari patokan pemerintah. Asalkan barangnya ada tidak masalah sebetulnya,” ujar Rony saat ditemui Solopos.com di peternakan miliknya di Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, pada Selasa (18/7/2023).

Rony mengaku belum ada subtistusi bahan pakan pengganti jagung yang tepat. Karena jagung memegang 50% komponen dari pakan. Rony menyebut jagung masih menjadi komoditas paling tepat untuk efiesiensi modal.

Ia pernah mencoba menggunakan maggot sebagai subtitusi pakan ayam telur, namun bulu ayam malah rontok dan diare. Ia mengaku lebih memilih pakan pengganti misalnya menggunakan mi kering dan roti giling.

Selain permasalahan pakan, harga pasar telur yang berubah-ubah setiap harinya juga menjadi masalah. Ia mengakui tidak bisa memprediksi harga setiap harinya sehingga ia tidak mampu memprediksi rasio harga dengan modal karena harga pasar yang tidak stabil. Rony menilai perlu ada intervensi pemerintah untuk menjaga harga pasar.

Sementara itu menurut Rony untuk mengatasi kelangkaan jagung, perlu ada lembaga yang bertugas untuk menjadi ketesediaan jagung. Sehingga ketika harga jagung sudah cukup tinggi, bisa dilakukan langkah penanganan yang tepat. Untuk memasok pakan ternak biasanya ia mengambil dari Soloraya namun kadangkala harus mengambil dari Magetan, Jawa Timur.

Produktivitas ternak salah satunya dipengaruhi oleh genetik, lingkungan, nutrisi, dan manajemen. Dengan lingkungan, misalnya musim kemarau ataupun penghujan yang berkepanjangan tentu akan berpengaruh pada produktivitas telur turun. Karena akan berpengaruh pada tingkat stres ayam dan membuat nafsu makan ayam turun. Untuk mengantisipasi hal ini bisa dilakukan dengan pemberian vitamin, tambahan kipas di kandang untuk menambah sirkulasi udara, serta ketika kemarau ekstrem perlu ditambahlkan sprayer air.

Ketua Penasehat Pinsar Petelur Nasional (PPN), Robby Susanto, mengakui adanya kelangkaan jagung sebagai bahan pakan ternak. Ia juga menyinggung mengenai dampak El Nino yang berpoteni mengganggu produktivitas hasil ternak. Namun, menurutnya dengan pemerintah saat ini telah mewanti-wanti hal tersebut membantu peternak untuk mengantisipasi dampak El Nino ini.

Pemimpin Cabang Perum Bulog Solo, Andy Nugroho menguraikan pada tahun ini belum melakukan penyerapan jagung karena belum ada penugasan dari pusat untuk penyaluran jagung ke Pinsar. Andy mengaku pihaknya mencoba melakukan penyerapkan dengan mekanisme komersial, akan tetapi belum menemukan harga yang cocok. Sementara itu pada tahun lalu pihaknya lebih menyerap kurang lebih 400-an ton jagung di wilayahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya