SOLOPOS.COM - Pekerja memanen terlur ayam di Ngeden, Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (25/8/2022). Menurut peternak, harga jual telur ayam dari tingkat peternak saat ini naik dari sebelumnya Rp20 ribu per kilogram menjadi Rp27.200 per kilogram akibat biaya pakan ayam yang semakin melonjak dan populasi ayam petelur berkurang yang disebabkan mahalnya harga bibit ayam petelur. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/wsj.

Solopos.com, JAKARTA–Pengusaha ternak ayam petelur mengklaim harga telur akan turun dalam waktu 3-4 hari ke depan.

Hal tersebut menjawab pernyataan Joko Widodo (Jokowi) bahwa telur bakal kembali normal dalam 2 pekan.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Presiden Peternak Layer Indonesia Ki Musdar Mesdi mengatakan permintaan telur ayam dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk program bantuan sosial (Bansos) yang dirapel 3 bulan membuat tekanan pada harga telur.

Namun, dia yakin setelah program Bansos selesai pada 22 Agustus kemarin supply dan demand telur akan kembali stabil.

Baca Juga: Catat! Jokowi: Dua Pekan Lagi Harga Telur Turun

“Saat ini harga telur Rp30.000 per kg di pasar-pasar. Bahwa sejak kegiatan Bansos yang dirapel langsung 3 bulan dalam waktu 18-22 [Agustus] itu ada 10 harian lebih harga di kandang saja sudah di level Rp25.000-Rp26.500 per kg. Dengan begitu di tingkat pedagang ritel pasti dalam waktu dekat tidak sampe 2 minggu, 3-4 hari ini pasti akan kembali normal,” ujar Ki Musdar dalam diskusi virtual, Minggu (28/8/2022).

Dia meminta agar Menteri Sosial Tri Rismaharini ke depannya berkoordinasi dengan peternak ayam petelur saat melakukan kegiatan Bansos. Hal ini agar harga telur tidak tiba-tiba melonjak dan membuat resah masyarakat.

“Sehingga kita bisa mengatur bersama-sama mekanisme alokasi dari dana Bansos itu bagaimana. Sehingga tidak terjadi gejolak-gejolak sesaat seperti saat ini membuat kegaduhan di tingkat masyarakat,” ujarnya.

Dia menjelaskan kronologi harga telur terus meroket memang dikarenakan populasi ayam dipangkas di tingkat peternak sejak paruh kedua 2021.

Hal tersebut lantaran peternak merugi karena harga telur hanya Rp14.000/kg-Rp15.000/kg.

Baca Juga: Solopos Hari Ini: Berdamai Dengan Telur

Di sisi lain harga pakan naik sehingga tidak bisa menutup modal produksi peternak.

“Kenaikan pakan ini pada semester I 2021 itu, harga jagung sudah Rp6.000 per kg, sehingga pada September 2021 peternak dipanggil Jokowi untuk berbicara. Itu yang membuat Kementan, Kemendag, Bulog memberikan bantuan 50.000 ton jagung kepada peternak Jawa Tengah dan Jawa Timur,” tuturnya.

Selain itu, dia menyebut pemerintah juga terus memobilisasi jagung dari sentra-sentra produksi yang terjadi pada Mei, Juni, Juli hingga Agustus ini.

Hal tersebut, kata Ki Musdar, didorong utamanya sejak Presiden Jokowi mendirikan Badan Pangan Nasional/Bapanas dan menunjuk Arief Prasetyo sebagai nahkodanya.

Baca Juga: Simak! Harga Telur di Boyolali Capai Rp27.000 per Kg, Ini Penyebabnya

“Baru kelihatan betul-betul pemerintah membantu peternak kami. Di situlah peternak mempunyai harapan dan mereka mulai reinvestasi kembali untuk mengisi kandangnya. Kita mulai investasi dan bersemangat lagi karena kegiatan yang disediakan Bapanas, Bulog, Kementan dan Kemendag ini sangat membantu memobilisasi jagung,” tuturnya.

Ki Musdar pun memperkirakan pada Oktober-November 2022 industri telur kembali normal seperti pada 2019.

“Di sini kami mulai mengisi lagi kendang-kandang yang kosong pada April 2022. Hanya di sini perlu waktu 20 pekan. Jadi apabila bicara kapan lagi bisa normal seperti pada 2019 itu seperti Oktober-November,” ujarnya.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Bukan 2 Pekan, Pengusaha Klaim Harga Telur Turun 3-4 Hari ke Depan

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya