SOLOPOS.COM - Tepung Glukomanan yang berasal dari porang yang dibudidayakan petani Sukoharjo. (Solopos.com/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SUKOHARJO–Harga jual porang di Kabupaten Sukoharjo anjlok hingga Rp4.000/kg. Pada 2019, harga jual umbi basah porang masih berada Rp13.000-Rp15,000/kg.

Harga tersebut turun drastis pada 2020 menjadi Rp7.000/kg dan sempat Rp5.000/kg. Erwin menambahkan sejak 2021 harga umbi basah porang hanya Rp4.000/kg.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Sebelum menciptakan inovasi tepung glukomanan, para petani porang sempat memproduksi chip atau keping porang.

Mereka dapat menjual chip porang dengan harga Rp17.500-Rp25.000/kg. Chip porang sendiri banyak dicari oleh perusahaan atau industri olahan makanan.

Baca Juga: Ditantang Bikin Startup oleh Presiden, Petani Muda Sukoharjo Butuh Akademisi

Sementara bila sudah menjadi tepung glukomanan, petani menjualnya Rp 300.000-Rp400.000/kg tergantung kandungan glukomanannya.

Hal itu diungkapkan Ketua Komunitas Sahabat Tani Porang Sukoharjo, Erwin Lasiyanto.

“2021 anjlok juga. saat ini harga porang Rp4.000/kg umbi basah. 2019 Rp5.000-Rp7.000/kg. Tahun 2019 Rp13.000-Rp15.000/kg,” kata Erwin saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (8/10/2022).

Dari situlah ia bersama rekan petani porang Sukoharjo mulai berinovasi dan mlakukan disversifikasi hasil tani. Banyaknya petani porang juga menjadikan hasil kala itu melimpah.

“Semakin banyak yang nanam, akhirnya kita ingin tahu bagaimana petani sebagai objek tapi bisa jadi pelaku. Kita olah untuk mempunyai harga jual tinggi. Dari situ kita menemukan ini [tepung porang],” kata dia.

Baca Juga: Setelah Timus, Getuk Porang Makin Diburu Wisatawan Di Ngargoyoso Karanganyar

Erwin mengatakan tepung glukomanan sendiri mempunyai banyak manfaat kesehatan dan estetika. Produk tepung glukomanan juga sempat diuji di Laboratorium Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Juli 2022 lalu.

Dari hasil tersebut, tepung glukomanan mempunyai kandungan glukomanan rata-rata 85,80%.

“Tepung ini mempunya fungsi banyak untuk kesehatan, kecantikan, dan bisa dikatakan sebagai makanan kesehatan masa depan. Mengandung free gluten. Permasalahan di Indonesia banyak yang mempunyai penyakit gula. Dan ini salah satu alternatif,” lanjut dia.

Produk tepung glukomanan sendiri juga dinilai bisa memangkas rangkaian proses produksi. Mulanya, untuk menjadi olahan makanan, petani harus membuat chip porang lebih dulu. Namun saat ini proses pengolahan lebih efektif. Langsung dari umbi basah, satu kali pengolahan menjadi tepung glukomanan.

“Biasanya ini dari chip dulu. Tapi kita gunakan proses langsung dari umbi basah. Selama ini tidak ada yang mampu mengolah dari umbi basah,” jelasnya.

Baca Juga: Tak Hanya Porang yang ke Jepang, Rumput Laut Sumenep Juga Diekspor ke China

Dengan produk tersebut, kini Sahabat Petani Porang Sukoharjo bisa menjangkau segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM), perusahaan dan industri olahan makanan, industri produk kecantikan, konsumen yang sedang menjalankan program diet, serta penderita diabetes.

“Segmen pasar kita UMKM, perusahaan di bidang olahan makanan, kecantikan, orang diet, penyintas diabet,” kata dia.

Erwin menambahkan tepung glukomanan bisa didisversifikasi lagi menjadi shirataki. Shirataki sendiri biasa dikonsumsi orang-orang yang tengah diet.

Biasanya, shirataki berupa bulir-bulir seperti beras, mi, dan makanan ringan. Namun, kebanyakan berupa seperti beras. Shirataki tersebut terbuat dari glukomanan dan campuran air.

“Kalau makanan kita arahkan ke beras. Seperti shirataki untuk penderita diabetes atau orang diet,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya