Bisnis
Selasa, 28 November 2023 - 20:03 WIB

Perum Bulog Mulai Serap Gabah Petani di Soloraya, Mayoritas dari Sragen

Dhima Wahyu Sejati  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemimpin Cabang Bulog Soloraya, Andy Nugroho ketika ditemui wartawan selepas acara gerakan pangan murah di Lapangan Losari Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Selasa (28/11/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati).

Solopos.com, SOLO — Perum Bulog Soloraya mulai menyerap gabah hasil panen para petani dengan skema komersial atau membeli gabah dengan harga sesuai kualitas. Penyerapan tersebut dilakukan untuk memastikan ketersediaan stok hingga masa panen tahun depan.

Pemimpin Cabang Bulog Soloraya, Andy Nugroho, mengatakan saat ini penyerapan yang dilakukan yakni dengan skema komersial. Dia beralasan harga gabah saat ini tidak sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Advertisement

“Kalau PSO secara harga belum bisa masuk dengan harga acuan yang ditetapkan pemerintah, jadi untuk saat-saat seperti ini kita serapnya dengan skema komersialm,” kata dia ketika ditemui wartawan selepas acara gerakan pangan murah di Lapangan Losari Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Selasa (28/11/2023).

Sementara itu, dikutip dari Antara, Badan Pangan Nasional menetapkan harga baru untuk pembelian gabah dan beras menjelang panen. Harga pembelian atas (ceiling price) gabah kering panen (GKP) tingkat petani ditetapkan Rp4.550 per kilogram, di tingkat penggilingan Rp4.650 per kilogram, gabah kering giling (GKG) tingkat penggilingan Rp5.700 per kilogram dan beras medium di gudang Perum Bulog Rp9.000 per kilogram.

Harga batas bawah pembelian gabah atau beras mengacu pada HPP yang diatur Permendag No. 24/2020 yaitu GKP tingkat petani Rp4.200 per kilogram, GKP tingkat penggilingan Rp4.250 per kilogram, GKG tingkat penggilingan Rp5.250 per kilogram, dan beras medium di Gudang Perum Bulog Rp8.300 per kilogram.

Advertisement

Andy menambahkan harga gabah di Soloraya masih stabil tinggi. Meski begitu dia mengatakan sudah tidak terjadi kenaikan lagi. Sementara itu, gabah yang diserap oleh perum Bulog Solo berasal dari wilayah sekitar Solo.

“Kamarin kan mayoritas yang panen dari Sragen, jadi kebanyakan dari sana,” kata dia. Saat ini Andy menyebut belum semua daerah memasuki masa panen. Sementara itu, dia mengatakan sampai November 2023 gabah komersial total di Bulog Surakarta sudah mencapai 12.000 ton. 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif