SOLOPOS.COM - Ilustrasi stok beras.(Bisnis-Nurul Hidayat).

Solopos.com, SOLO —  Perum Bulog Solo telah menyerap 3.100 ton beras dari mitra setempat sepanjang Januari hingga Maret 2023.

Jumlah tersebut kurang dari 10% dari target penyerapan Perum Bulog Solo sepanjang tahun ini yakni 50.000 ton setara beras.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Total pengadaan tersebut melalui skema pemasukan beras dari program Public Service Obligation (PSO) dan komersial yang dilakukan oleh Bulog Solo.

“Kalau besaran pengadaan total, kami itu ada yang skema PSO maupun komersial, itu totalnya udah 3.100 ton setara beras, dalam kurun waktu Januari 2023 hingga saat ini,” terang Pimpinan Perum Bulog Cabang Solo, Andy Nugroho, saat dihubungi Solopos.com, pada Jumat (10/3/2023).

Andy menguraikan pihaknya tengah berupaya secara kontinyu untuk memaksimalkan penyerapan beras dari program PSO ataupun komersial. Terutama, ketika mendekati musim panen petani.

Saat ini terjadi tren peningkatan serapan beras Perum Bulog Solo dalam waktu tiga tahun terakhir. Pada 2019 serapan beras Perum Bulog Solo, sebanyak 23.552 ton setara beras.

Pada 2020 sebanyak 19.167 ton setara beras. Kemudian pada 2021, sebanyak 27.435 ton setara beras terserap oleh Perum Bulog Solo. Serta pada 2022 sebanyak 27.455 ton setara beras.

Andy mengatakan memang terdapat penurunan serapan beras Bulog Solo pada 2020, hal ini menurut Andy dikarenakan faktor pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas pergerakan orang ataupun barang.

Namun, ia tidak bisa menguraikan apakah hal ini dikarenakan penurunan faktor produksi dari petani atau tidak. Menurutnya hal ini mengacu pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Pada 2023 ini, pihaknya menargetkan pengadaan beras untuk stok cadangan beras pemerintah atau misalnya ada bencana alam berkaca dari tahun lalu, yaitu sebanyak 50.000 ton.

Saat ini, Perum Bulog Solo mempunyai 47 mitra untuk pengadaan beras yang berasal dari penggilingan atau kelompok tani di Soloraya. Paling banyak mitra dari Kabupaten Sragen dengan porsi kurang lebih 50%, disusul dengan Kabupaten Klaten sebanyak 20%.

Sementara itu di Kota Solo dan kabupaten lain di Soloraya ada beberapa namun hanya sedikit. Pihaknya menilai dengan memperbanyak mitra menjadi salah satu alternatif untuk mencakup serapan beras Bulog Solo semakin optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya