SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Pertumbuhan perusahaan publik baru di pasar modal Indonesia sampai Mei 2023, merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan negara lain di dunia.

Dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BEI di Jakarta, Rabu (28/6/2023), Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menjelaskan perusahaan publik baru di BEI tercatat meningkat 4,7 persen year to date (ytd) menjadi sebanyak 40 perusahaan publik hingga Mei 2023.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

“Sampai dengan Mei 2023 jumlah perusahaan baru tercatat sudah 40, padahal belum setengah tahun. Untuk perusahaan baru tercatat di bursa kita tumbuh 4,7 persen (ytd), hampir tidak ada yang tumbuh positif lebih dari 4,7 persen (ytd), dari perusahaan tercatat yang ada,” ujar Iman seperti dilansir Antara.

Untuk negara non ASEAN, Ia mencontohkan, perusahaan publik baru di bursa saham Jepang hanya tumbuh 0,28 persen (ytd), Nasdaq Amerika Serikat (AS) bahkan menurun 2,9 persen (ytd), Shenzhen Stock Exchange tumbuh 1,6 persen (ytd).

Sementara itu, perusahaan publik baru di bursa saham negara ASEAN, bursa Malaysia tumbuh 0,9 persen (ytd), dan Thailand tumbuh 1,4 persen (ytd).

“Jadi, Indonesia yang pertumbuhan perusahaan baru tercatat terbesar dan terbanyak sampai Mei 2023. Target kami tahun lalu 59 perusahaan tercatat, tahun ini 57 perusahaan tercatat, dan ternyata ini sudah lebih dari 40 perusahaan,” ujar Iman.

Seiring dengan pertumbuhan tersebut, dalam hal jumlah perusahaan publik, World Federation of Exchange mencatat, BEI berada di posisi kedua di antara negara ASEAN lainnya, setelah bursa saham Malaysia yaitu 864 perusahaan per Mei 2023, sedangkan, Malaysia sebanyak 989 perusahaan tercatat.

Sepanjang tahun 2022, sebanyak 59 perusahaan telah menggalang dana di pasar modal melalui Initial Public Offering (IPO), atau bertambah 5 perusahaan dibandingkan tahun 2021 yang sebanyak 54 perusahaan tercatat..

Adapun, nilai IPO sepanjang tahun 2022 sebesar Rp31,1 triliun, sehingga total perusahaan tercatat di BEI sebanyak 825 perusahaan hingga tahun 2022.

“Kalau kita lihat dari pencatatan saham, jumlah perusahaan tercatat tahun lalu sebanyak 825 dengan tambahan perusahaan baru yang tercatat 59 perusahaan. Tahun lalu yang tertinggi sejak swastanisasi tahun 1992, dengan fund risk Rp33,1 triliun,” kata Iman.

Di sisi lain,  PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (28/6/2023) juga menyetujui untuk meningkatkan modal dasar yang semula sebesar Rp27 miliar menjadi Rp1,5 triliun, sementara modal disetor perseroan diusulkan dari Rp13,90 miliar meningkat menjadi Rp772,50 miliar.

“Kedua tahapan pada agenda empat dilaksanakan sebagai tindak lanjut dan sesuai dengan ketentuan POJK [Peraturan Otoritas Jasa Keuangan] 3 Tahun 2021,” ujar Sekretaris BEI Yulianto Aji Sadono dalam konferensi pers RUPST BEI di Jakarta, Rabu seperti dilansir Antara.

Selain itu, dalam RUPST, BEI memutuskan untuk menempatkan sebesar 20 persen dari modal disetor per 31 Desember 2022 atau setara Rp2,80 miliar sebagai cadangan wajib.

Kemudian, perseroan menarik kembali untuk menghapus satu saham treasury stock, yang mengakibatkan penurunan modal ditempatkan dan disetor perseroan, sehingga modal disetor perseroan menurun dari Rp14,04 miliar menjadi Rp13,90 miliar.

Bursa Efek Indonesia membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp968,74 miliar selama tahun 2022, atau tumbuh 9,9 persen year on year (yoy), dibandingkan tahun 2021.

Laba bersih perseroan ditopang oleh pendapatan usaha yang meningkat 9,6 persen (yoy) menjadi sebesar Rp2,51 triliun pada tahun 2022, dari sebelumnya sebesar Rp2,29 triliun pada tahun 2021.

Secara keseluruhan, jumlah total pendapatan BEI sebesar Rp2,91 triliun atau meningkat 10,5 persen (yoy) pada tahun 2022, dari sebelumnya sebesar Rp2,63 triliun pada tahun 2021.

Selama tahun 2022, BEI membukukan total aset senilai Rp10,87 triliun atau meningkat 15,1 persen (yoy) dibandingkan tahun 2021, dengan total kewajiban (liabilitas) sebesar Rp3,94 triliun atau meningkat 14,1 persen (yoy) dibandingkan tahun 2021.

Perseroan mencatatkan total ekuitas sebesar Rp6,93 triliun selama tahun 2022, atau meningkat 15,6 persen (yoy) dibandingkan tahun 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya