Solopos.com, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 atau April-Juni 2020 bergerak menuju fase negatif. Padahak pada kuartal I/2020 atau Januari-Maret 2020, pertumbuhan ekonomi masih bisa bertahan di angka 2,97 persen.
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2020 itu tercatat melambat lebih cepat dari perkiraan. Pada skenario sangat berat, ekonomi Indonesia pada tahun ini hanya tumbuh -0,4 persen, sedangkan skenario berat tumbuh 2,3 persen.
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto mengatakan perekonomian Indonesia pada kuartal II/2020 akan mengalami pertumbuhan negatif.
Perdagangan Saham 10 Juni, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham Murah di Bawah Rp500
Perdagangan Saham 10 Juni, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham Murah di Bawah Rp500
Hal itu terjadi akibat wabah virus Corona (Covid-19) yang telah berdampak signifikan pada aktivitas ekonomi di dalam negeri.
"[Pertumbuhan ekonomi] kuartal II/2020 akan masuk negatif. Kita harus jaga agar kuartal III dan IV bisa start, we can't afford [pertumbuhan] negatif terlalu dalam," kata dia saat diskusi virtual dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) dengan tema Menavigasi New Normal, Selasa (9/6/2020).
Begini Kelanjutan Kasus Orang Gangguan Jiwa Dikeroyok Sampai Meninggal di Banyudono Boyolali
IMF meramal hanya ada tiga negara, yaitu China, India, dan Indonesia yang akan tumbuh positif hingga akhir 2020.
Beberapa lembaga keuangan global, seperti IMF dan Bank Dunia, memprediksi angka produk domestik bruto (PDB) Indonesia hanya tumbuh 0 persen hingga 0,5 persen akibat pandemi Covid-19.
"Pemerintah mendorong pertumbuhan bisa 0,5-2,3 persen hingga akhir 2020. Kuartal I/2020 kita tumbuh 2,97 persen. Negara pesaing seperti Vietnam dan Thailand perlu diperhatikan," ujar Airlangga.
Menurut dia, semakin lambat ekonomi pulih (recovery), maka jumlah tenaga kerja yang menganggur akan semakin banyak.
Berdasarkan data Kemeko Perekonomian, jumlah pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja atau di-PHK dan dirumahkan sementara ini tercatat 1,8 juta orang. Sementara itu, ada 1,2 juta tenaga kerja informal yang statusnya belum terverifikasi.
"Dengan demikian, ada 7 juta orang yang belum bisa masuk ke lapangan kerja. Ini masalah serius sekali," imbuh dia.
Mayoritas Aset Tanah Tanpa Sertifikat, Sukoharjo dan 8 Kabupaten Disorot KPK
Pemerintah ekonomi menuju fase negatif tak lepas dari penurunan kegiatan ekonomi selama Pembatasan Skala Berskala Besar (PSBB) karena wabah Covid-19.
"Pertumbuhan ekonomi menurun dan bahkan sudah menuju daerah negatif pada kuartal kedua 2020. Leading economic indicator menunjukkan penurunan signifikan," ujar Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian, Bambang Adi Winarso, dalam paparan tertulis, Senin (8/6/2020).
Tesla Bakal Bikin Mobil Listrik 12 Kursi Penumpang
Dia menyampaikan kegiatan ekonomi dan penjualan barang di semua sektor menurun dengan laju yang berbeda-beda sampai pekan terakhir Mei 2020.
Menurutnya, perlambatan permintaan dunia, terganggunya rantai penawaran global, serta rendahnya harga komoditas membuat volume perdagangan dunia anjlok. "Sentimen konsumen, pebisnis, dan sentimen pasar juga mengalami tekanan," terang dia.