SOLOPOS.COM - Cawapres no urut 3 dan no urut 2 Mahfud MD dan Gibran Rakabuming Raka saling tanya jawab dalam debat cawapres, di JCC Senayan, Minggu (21/1/2024).(Istimewa/Tangkapan Layar)

Solopos.com, JAKARTA–Pertanyaan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka tentang greenflation alias inflasi hijau dalam debat keempat Pilpres 2024 pada Minggu (21/1/2024) malam dinilai tidak relevan dengan kondisi di Indonesia.

Ihwal greenflation yang tak sesuai dengan kondisi di Indonesia itu diungkapkan Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Satya Heragandhi di Media Center TPN, Jakarta Pusat, Senin (22/1/2024). Menurutnya, inflasi hijau disebabkan harga teknologi yang berbasis energi bersih lebih mahal daripada energi fosil atau energi kotor.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Satya pun mengaku bingung kenapa Gibran mempertanyakan hal tersebut. Dia beralasan inflasi hijau tidak pernah dan diyakini sulit terjadi di Indonesia.

Menurutnya, ada dua jenis energi yang paling banyak dipakai di Indonesia. Pertama, energi yang dipakai untuk kendaraan seperti bensin; kedua, energi listrik. Harga kedua energi itu, tambahnya, dikendalikan oleh pemerintah.

Oleh sebab itu, dia meyakini harga energi terbarukan di Indonesia ke depan juga akan dikontrol pemerintah sehingga kondisinya akan sangat berbeda dengan Eropa.

Maka, lanjutnya, kecil kemungkinan terjadinya inflasi hijau seperti yang ditanyakan Gibran ke calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD dalam debat kemarin.

“Di Indonesia sejauh memang harga jual energi ini dikontrol oleh pemerintah atau relatif ada di level yang memang pemerintah mengontrol supply and demand-nya, harusnya tidak ada kekhawatiran sama sekali dengan greenflation,” kata mantan Dirut Jakpro ini.

Satya pun semakin bingung karena Gibran mengambil contoh demo rompi kuning di Prancis untuk menjelaskan bahaya inflasi hijau. Padahal, dia menilai demo rompi kuning terjadi bukan disebabkan inflasi hijau.

Diungkapkan Satya, demo rompi kuning di Prancis terjadi karena harga diesel dinaikkan pemerintah setempat untuk mengompensasi pembelian atau pengadaan teknologi untuk energi terbarukan.

“Dengan demikian, pertanyaan itu sendiri mengandung dua makna: satu, mengapa dipertanyakan? Dua, apa yang enggak jelas dari mekanisme di Indonesia yang memang berbeda dengan di Eropa?” jelas Satya.

Diketahui, dalam debat keempat yang diselenggarakan pada Minggu (21/1/2024) kemarin, Gibran menjadi sorotan karena kembali menggunakan istilah yang tidak umum ketika bertanya ke pihak lawan. Salah satunya, dia menanyakan terkait cara mengatasi greenflation ke Mahfud Md.

Pengertian Greenflation

Meski demikian, Mahfud pada akhirnya tidak memilih tidak mau menjawab pertanyaan Gibran karena dianggap tidak bermutu alias receh.

Greenflation sendiri secara harfiah memang memiliki arti inflasi hijau. Kata ini diambil dari green (hijau) dan inflation (inflasi). Mengutip Kamus Cambridge, greenflation diartikan sebagai “kenaikan harga akibat peralihan menuju ekonomi hijau”.

Kata greenflation kemudian merujuk pada kenaikan harga dan krisis tenaga kerja yang terjadi karena pemerintah mulai melakukan transisi ramah lingkungan.

Hal ini menyebabkan kenaikan harga yang bermula dari perusahaan, karena mengeluarkan anggaran lebih untuk melakukan transisi energi. Pasalnya transisi energi memang memerlukan biaya yang lebih banyak. Hal ini terlihat dari penggunaan energi hijau yang dianggap masih lebih mahal dibandingkan fosil.

Misalnya, seperti dikutip dari dari Bank Sentral Eropa (ECB), saat sebuah negara hendak melakukan transisi untuk mengurangi emisi karbon, masalah baru muncul. Yakni karena sebagian besar teknologi ramah lingkungan memerlukan sejumlah besar logam dan mineral, seperti tembaga, litium, dan kobalt, terutama selama masa transisi.

Kemudian, seperti dilansir Reuters, greenflation adalah cost yang akan timbul karena perubahan gerakan go-green. Greenflation pun turut menyebabkan naiknya harga logam seperti timah, aluminium, tembaga, nikel kobalt, yang penting bagi teknologi transisi energi.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Penjelasan Greenflation, LFP, Pajak Karbon, dan Bioregional yang Dibahas di Debat Cawapres, dan TPN Ganjar-Mahfud Sebut Pertanyaan Greenflation Gibran Tak Relevan di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya