SOLOPOS.COM - Pertamina Patra Niaga meresmikan Rumah Produksi Tempe Koro untuk Kelompok Berlian Progo di Dusun Babakan, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul, Kamis (28/12/2023). (Istimewa).

Solopos.com, BANTUL–Sebagai wujud kepedulian untuk mendukung program Pengolahan Tempe Koro Tradisional (Petra) yang dikelola Kelompok Berlian Progo, maka dibangun rumah produksi tempe koro agar dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi olahan koro.

Hal itu merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dijalankan oleh Pertamina Patra Niaga melalui Fuel Terminal (FT) Rewulu.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Pada Kamis (28/12/2023), Pertamina Patra Niaga meresmikan rumah produksi tempe koro untuk Kelompok Berlian Progo. Peresmian berlangsung di Rumah Produksi Tempe Koro Dusun Babakan, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul.

Dalam sambutannya, Area Manager Communication, Relations, & CSR Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, mengatakan program Pengolahan Tempe Koro Tradisional ini sudah mulai sejak tahun 2022 yang saat itu pengembangan programnya masih pada tahap penguatan kelembagaan usaha produksi tempe koro.

“Pada tahun 2023 ini program pengolahan tempe koro lebih terfokuskan untuk pengembangan biomass automatic hybrid stove burners [kompor biomass hibrida otomatis], pembuatan bahan bakar biomass, dan pengembangan budi daya kacang koro,” kata Brasto.

Brasto menambahkan Pertamina Patra Niaga Regional JBT juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat di antaranya kelompok binaan Berlian Progo, Bappeda Bantul, Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul, masyarakat sekitar, karena telah mendukung keberlanjutan program Pengolahan Tempe Koro Tradisional.

“Kami berharap dengan adanya fasilitas ini, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi olahan koro, dan memberikan dampak positif yang lebih besar bagi keberlangsungan kelompok Berlian Progo dan pengembangan program ini,” harap Brasto.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul, Agus Sulistyana, berharap dengan adanya peresmian Rumah Produksi Tempe Koro ini dapat diberikan pelatihan yang maksimal sehingga dapat memasarkan produknya dengan lebih luas lagi.

“Rumah Produksi Tempe Koro ke depannya juga bisa mengurus izin BPOM [Badan Pengawas Obat dan Makanan] sehingga produknya dapat lebih terjamin,” tutur Agus.

Sementara itu, Sub Koordinator Kelompok Substansi Perekonomian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bantul, Hera, mengatakan CSR yang diberikan Pertamina Patra Niaga JBT diharapkan bisa membantu Rumah Produksi Tempe Koro secara maksimal.

“Semoga dengan bantuan CSR dan pelatihan yang diberikan oleh tim Pertamina bisa membantu Rumah Produksi Tempe Koro,” ucapnya.

Ketua Forum CSR Kabupaten Bantul, Erwin Yuniati, mengatakan CSR yang diberikan Pertamina Patra Niaga JBT bisa membantu mengembangkan produk olahan yang sudah diproduksi oleh Rumah Produksi Tempe Koro.

“Produk tempe koro bila diberikan pelatihan yang maksimal bisa berkembang lebih jauh lagi. Seperti diberikan pelatihan untuk bungkus makanan yang benar, diajarkan menjual produk secara online, dan lain sebagainya,” tutur Erwin.

Penghargaan Proper Emas

Lurah Poncosari, Supriyanto, mengucapkan apresiasi kepada Pertamina Patra Niaga atas inisiasi program CSR yang dilaksanakan di Desa Poncosari.

“Saya mengucapkan terima kasih, serta mendorong kepada KWT maupun Gapoktan di Kalurahan Poncosari untuk juga terlibat dan mencontoh keberhasilan dari Kelompok Berlian Progo, Kelompok Tani Sido Rukun, dan Bank Sampah Besole,” tuturnya.

Fuel Terminal Manager Rewulu, Wahyu Wijaya, mengatakan harapan Pertamina Patra Niaga JBT melalui FT Rewulu dapat secara maksimal mengembangkan program Pengolahan Tempe Koro ini.

“Sudah menjadi tanggung jawab Pertamina untuk memberikan manfaat ke masyarakat sekitar, termasuk dengan membantu pendampingan Rumah Produksi Tempe Koro melalui program CSR. Kami akan semaksimal mungkin melakukan pendampingan untuk Rumah Produksi Tempe Koro dan diharapkan produknya juga dapat tersebar lebih luas dan lebih disukai oleh masyarakat,” katanya.

Pada 2023 ini, program Pengolahan Tempe Koro Tradisional yang dijalankan PT Pertamina Patra Niaga melalui FT Rewulu, telah mendapatkan pengakuan dalam penghargaan Proper Emas yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 20 Desember lalu. Untuk FT Rewulu sendiiri sudah mendapatkan Proper Emas sebanyak 11 kali.

“Selain mendapatkan penghargaan nasional, Program Petra juga telah mendapatkan penghargaan Internasional pada ajang Annual Global CSR & ESG Summit Award di Vietnam pada Agustus lalu,” lanjut Brasto.

Brasto menjelaskan program Petra yang dijalankan merupakan salah satu wujud dari penerapan komitmen Environment, Social, Governance (ESG) yang dijalankan Pertamina.

“Selain itu program ini juga ikut berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya pada poin 1 (Tanpa Kemiskinan), poin 2 (Tanpa Kelaparan), poin 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), poin 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), dan poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim),” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya