SOLOPOS.COM - Antrean BBM di SPBU Rest Area 379A Semarang, Jawa Tengah. Foto diambil Senin (17/4/2023). (Istimewa/SPBU).

Solopos.com, JAKARTA — Pertamina mengatakan rencana penghapusan BBM Pertalite RON 90 diganti dengan Pertamax RON 92 masih akan dikaji ulang.

Area Manager Communication Relations and CSR Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, mengatakan Pertamax Green RON 92 baru sebatas kajian yang dikembangkan dalam roadmap biofuel atau bahan bakar nabati Pertamina untuk kemudian diusulkan ke pemerintah Indonesia.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Pertamax RON 92 saat ini statusnya adalah jenis Bahan Bakar Umum (JBU) atau non-subsidi sehingga harga jualnya masih menyesuaikan harga pasar mengikuti tren harga minyak dan MOPS 92 [Mean of Platts Singapore 92],” ujar Brasto saat dihubungi Solopos.com, Kamis (31/8/2023).

Brasto meneruskan keputusan penetapan produk BBM yang mendapatkan subsidi merupakan kewenangan pemerintah Indonesia selaku regulator. Pertamina hanya berperan menyalurkan BBM bersubsidi yang sudah ditetapkan tersebut sesuai dengan aturan berlaku.

Menurut Brasto, saat ini belum ada keputusan mengenai masalah BBM subsidi sehingga BBM Pertalite masih mendapatkan subsidi.

Namun, jika usulan Pertamax RON 92 disetujui pemerintah Indonesia sebagai Pertalite, Brasto yakin dengan skema subsidi masyarakat dapat mengakses BBM dengan nilai oktan lebih tinggi sehingga lebih baik untuk mesin kendaraan warga.

Sementara itu, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional (Hiswana) Migas DPC Solo, Budi Prasetyo, mengatakan pihaknya masih menunggu kebijakan pemerintah pusat mengenai penyaluran subsidi BBM.

“Masih kami lihat kondisinya dan kebijakan apa yang diambil oleh pemerintah Indonesia ya, karena ini menjelang tahun politik kami harapkan keputusan yang diambil sesuai keinginan semua pihak agar tidak chaos dan kacau,” ujar Budi kepada Solopos.com, Kamis.

Dilansir Bisnis.com, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyatakan pemerintah masih mempelajari usulan PT Pertamina untuk menghapus BBM Pertalite 2024 mendatang.

Pertalite merupakan BBM dengan nilai oktan paling rendah yaitu RON 90. Usulan Pertamina nantinya mengalihkan subsidi dan kompensasi BBM Pertalite untuk Pertamax Green 92.

Pertamax Green 92 yakni produk BBM bauran 7% etanol (E7). Produk ini nantinya menjadi pengganti Pertalite.

“[Bensin ditambah etanol] bagus, [biayanya] naik siapa yang mau bayar,” kata Arifin saat ditemui di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Arifin menuturkan biaya produksi bensin atau gasoline belakangan makin tinggi seiring dengan fluktuasi harga minyak mentah dunia beberapa tahun terakhir.

Sebagai gambaran, pemerintah bersama parlemen menetapkan asumsi harga minyak mentah Indonesia (IPC) pada APBN 2023 di level US$90 per barel. Belakangan outlook ICP menjelang tutup tahun berada di rentang US$78 per barel.

Namun, Arifin menilai positif usulan yang disampaikan Pertamina untuk meningkatkan bauran etanol pada produk bensin minimal Oktan 92. Menurutnya, inisiatif itu dapat menekan gas buang dari sektor transportasi secara signifikan.

“Ini kan gini kami mau cari jenis BBM yang ramah lingkungan ya, kalau octane number-nya makin tinggi kan makin bagus bisa mengurangi [emisi] Nox dan Sox,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya