SOLOPOS.COM - Direktur Utama PT Persis Solo Saestu, Kaesang Pangarep (kedua dari kiri), Komisaris Utama, Kevin Nugroho (kedua dari kanan) dan Komisaris, Mahendra Agakhan Thohir (kanan) tengah bersiap mengikuti sesi perkenalan pemilik baru Persis di Stadion Manahan Solo, Sabtu (20/3/2021). (Solopos/Chrisna Chanis Cara)

Solopos.com, SOLO -- Direktur Utama PT Persis Solo Saestu (PSS), Kaesang Pangarep, memiliki mimpi besar Persis Solo melantai di bursa saham atau menjadi perusahaan terbuka (Tbk).

Putra Presiden Joko Widodo itu ingin Persis menjadi klub profesional dan dimiliki publik secara luas untuk menyokong kebutuhan keuangan klub.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Kaesang pun tak sungkan menyebut klub sebak bola Bali United (kode emiten BOLA) sebagai inspirasi bagaimana sebuah klub sepak bola di Indonesia melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Baca juga: Catat! Ini 4 Lokasi CCTV E-Tilang di Sragen

Bali United menjadi pioneer klub sepak bola yang melantai di bursa saham. Belakangan Kesang juga sudah berkonsultasi dengan petinggi Bali United seperti Pieter Tanuri dan Yabes Tanuri terkait keinginan Persis Solo IPO.

“Sekarang kan kami melihat Bali United sebagai kakak, sebagai pembimbing. Soal melantai di bursa saham ya harus no, harus itu,” kata Kaesang, Sabtu (20/3/2021), seperti diberitakan Solopos.com.

Pemilik usaha Sang Pisang itu berharap penawaran perdana saham Persis Solo dapat terlaksana sebelum Persis berusia satu abad pada 2023. “Kami pengin warga Solo juga dapat memiliki Persis,” ujar dia.

Baca juga: Waktu Pendaftaran Tinggal 2 Pekan, Ini Tahapan Pelaksanaan UMKM Virtual Expo 2021

Harga Saham Bali United

Lantas bagaimana perjalanan harga saham Bali United yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 17 Juni 2019?

Dikutip dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Bali Bintang Sejahtera Tbk. (Bali United) saat ini bergerak merah atau lebih rendah dibandingkan harga pada hari-hari awal masa IPO.

Emiten dengan kode BOLA tersebut awalnya diperdagangkan dengan harga penawaran Rp175 per lembar saham. Kemudian harga saham bergerak liar hingga mencapai Rp386 per lembar saham pada 21 Juni 2019. Nilai itu bertahan tinggi di atas Rp300 per lembar saham hingga awal Januari 2020.

Baca juga: Tante Ernie Bersyukur Sudah Negatif Covid-19

Memasuki pandemi Covid-19, ketika kompetisi sepak bola mulai ditiadakan, harga saham BOLA yang akan diikuti Persis Solo mulai merosot. Saham Bali United pernah sangat rendah hingga hanya Rp130 per lambar saham pada 30 April 2020.

Selanjutnya, harga saham BOLA merangkak naik perlahan. Pada perdagangan saham Selasa (23/3/2021), saham klub sepak bola kebanggaan masyarakat Bali itu diperdagangkan senilai Rp290 per lembar saham.

Artinya, selama rentang waktu sekitar 21 bulan, harga saham BOLA yang sudah dianggap Kaesang sebagai klub sepak bola “kakak” Persis Solo ini sudah turun sekitar 25 persen.

Baca juga: Uji Coba Sekolah Tatap Muka SMA/SMK di DIY Akan Dimulai April 2021

Bisnis.com mencatat Bali United sempat menghimpun dana segar Rp350 miliar dari aksi penawaran saham perdana atau IPO. Saat itu perusahaan melepas 33,33 saham saham dengan harga penawaran Rp175 per saham.

Saat dibuka kali pertama di BEI, harga saham BOLA langsung melejit 69,14 persen menjadi Rp296 per saham.

Bali United juga dikabarkan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribe sekitar 110 kali seiring dengan tingginya minat para investor untuk memiliki saham tersebut. Apakah Persis Solo benar-benar akan mengikuti Bali United untuk melakukan penawaran saham perdana?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya