SOLOPOS.COM - Ilustrasi peternakan unggas (Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO — Tingginya harga pakan dan persaingan usaha yang ketat membuat banyak peternak gulung tikar. Hal ini tercemin dari merosotnya jumlah peternak di Jawa Tengah (Jateng).

Ketua Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jateng, Parjuni menyebut saat ini tercatat hanya terdapat kurang lebih 150 peternak. Dulunya jumlah peternak yang tergabung di asosiasi mencapai 700 peternak.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Parjuni menilai penurunan jumlah peternak, terutama peternak mandiri disebabkan karena adanya aturan pemerintah yang memperbolehkan perusahaan besar untuk budidaya. Oleh sebab itu, peternak mandiri dan skala kecil menjadi kalah saing karena target pasarnya sama.

“Otomatis harga pokok penjualan mereka bisa lebih murah, perusahaan besar produksi pakanan sendiri, bibit sendiri. Belum lagi pasar mereka [perusahaan besar] itu bentrok dengan kami. Harusnya kalau industri diberikan ruang sendiri,” ujar Parjuni saat ditemui Solopos.com, di Nusukan Solo, pada Jumat (5/4/2024).

Lebih lanjut, pihaknya mencatat harga pakan ternak selalu mengalami kenaikan sebesar 5% per tahun. Kenaikan harga pakan ini tidak diimbangi dengan naiknya keuntungan dari peternak karena persaingan usaha yang kompetitif.

“Jadi kalau sekarang Rp8.000/kg tahun depan diprediksi naik 5% jadi Rp8.400/kg,” kata dia.

Oleh sebab itu, Parjuni berharap ada pasar yang berbeda antara peternak mandiri dan peternakan skala industri.

Dalam kesempatan yang sama, Parjuni menjelaskan harga pakan masih menjadi keluh kesah peternak. Turunnya harga bahan baku pakan yaitu jagung tidak beriringan dengan turunnya harga pakan dari pabrik.

Menurut Parjuni harga jagung saat ini turun menjadi Rp5.500/kg yang sebelumnya sempat menyentuh Rp9.000/kg.

“Artinya sudah turun kira-kira Rp3.000/kg. Nah sayangnya pabrik pakan itu tidak menurunkan harga pakannya secara signifikan. Kalau hitungan saya dengan turunnya turunnya jagung itu Rp3.000/kg dari angka Rp9.000/kg, itu harusnya harga pakan sudah ada penurunan kira-kira Rp1.000/kg,” ujarnya.

Pakan menjadi unsur penting untuk peternak, apalagi peternak ayam broiler. Kualitas ayam broiler, 95% tergantung dari pakan pabrik karena kandungan nutrisi yang ada.

“Harga pakan masih tinggi, karena pabrik selalu bilang masih menggunakan bahan baku lama. Padahal penurunan harga jagung sudah sebulan,” kata Parjuni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya