SOLOPOS.COM - Ilustrasi Grab Food. (Istimewa Grab Indonesia).

Solopos.com, SOLO — Layanan pengiriman makanan dalam fitur Grab Food mendulang keuntungan bagi PT Grab Teknologi Indonesia.

Director of West Indonesia, Grab Indonesia, Richard Aditya, mengatakan saat pandemi Covid-19 permintaan konsumen terhadap layanan pengiriman sangat tinggi dengan menyumbang 50% dari bisnis Grab.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Richard membeberkan angka yang dirilis Momentum Works bahwa layanan pesan-antar makanan di pasar Asia Tenggara mencapai GMV sebesar US$ 16,3 miliar pada 2022.

Jumlah itu meningkat 5% dibandingkan 2021 yaitu US$ 15,5 miliar.

“Grab sebagai superapp terkemuka di Asia Tenggara menduduki peringkat pertama sebagai platform layanan pesan-antar makanan [Grab Food] selama tahun 2022, mencatatkan total pembelian atau Gross Merchandise Value (GMV) sebesar US$ 8,8 M sepanjang 2022 atau setara 54% total GMV di kawasan Asia Tenggara,” tambah Richard saat dihubungi Solopos.com Selasa (21/2/2023).

Richard juga mengatakan Grab menjadi aplikasi dengan produk dan layanan terbaik di kalangan generasi millenial dan Gen Z.

Dia menambahkan keunggulan layanan Grab antara lain memiliki estimasi pangsa 52% di kategori transportasi online serta unggul di kategori pesan-antar kebutuhan harian.

Keberadaan OVO sebagai layanan pembayaran di Grab juga diandalkan oleh generasi millenial dan Gen Z, papar Richard. Estimasi pangsa OVO sebesar 42%.

Penyesuaian tarif ojek online telah diterapkan Grab Indonesia sejak 11/9/2022 sesuai keputusan Menteri Perhubungan Nomor 667 Tahun 2022 mengenai Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi.

Richard mengatakan penyesuaian tarif sudah dihitung secara seksama sesuai aturan pemerintah. Tapi juga dirancang untuk menjaga kesejahteraan Mitra Pengemudi dan kestabilan permintaan pasar terhadap layanan Grab.

Grab Indonesia juga mendukung lahirnya pelaku UMKM baru, papar Richard. Dia juga mengatakan Grab berupaya mempercepat adopsi digital pelaku usaha lewat GrabMart Pasar yang membantu proses digitalisasi para pedagang pasar tradisional.

Data Grab mengatakan sebanyak 5.200 pedagang pasar sudah bergabung dengan Grab lewat GrabMart Pasar, termasuk para pedagang tradisional di Pasar Legi, Solo.

Seorang mantan pengendara (driver) Grab, Hasbi Alarsi, mengatakan tantangan saat menjadi driver adalah di musim penghujan.

“Saat musim hujan pengalaman saya yang ramai memang order untuk GrabCar seperti punya saya terutama sepulang sekolah. Tapi akhirnya saya terkena sistem mereka yang menyaring driver berdasarkan tahun mobil sehingga terpaksa vakum,” papar Hasbi, Senin (20/2/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya