SOLOPOS.COM - Pengunjung melihat busana muslim di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Solo. Foto diambil Selasa (28/3/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Permintaan busana muslim meningkat 300% saat Ramadan. Kenaikan permintaan pesanan tersebut biasanya terjadi dalam kurun waktu tiga bulan sebelum Lebaran.

Salah satu pengusaha busana Muslim, Vina Naviza, mengaku permintaan busana muslim saat Ramadan naik hingga 300%. Padahal Vina hanya berbekal toko online dan tidak mempunyai toko offline. Wanita asal Semarang menguraikan pesanan paling banyak dicari saat Ramadan adalah gamis serta baju seragam keluarga.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Sangat ada [kenaikan], yang paling dicari gamis,” ujar Vina saat dihubungi Solopos.com, Selasa (28/3/2023). Senada, Pemilik Nind Family Collection, Wildan Farih, mengaku bisnis tekstil terutama fesyen pasti terjadi peningkatan pesanan sejak tiga bulan sebelum Lebaran atau puncaknya saat Ramadan.

“Jadi bisnis teksil terutama fesyen itu terjadi peningkatan tiga bulan sebelum Lebaran dan puncaknya di bulan Ramadan,” ujar Wildan. Peningkatan grafik pesanan di tokonya terjadi mulai Desember 2022 dengan total 366 pesanan. Selanjutnya, pada Januari 2023, ia menerima 837 pesanan, kemudian meningkat pada Februari 2023 menjadi 978 pesanan.

Hingga bulan ini pesanan yang ia terima terus mengalami peningkatan. Produk yang ia jual menyasar usia anak hingga remaja. Saat ini gamis remaja dan setelan anak menjadi produk miliknya yang paling laris manis.

“Mungkin ada juga seller lain yang jualan gamis dewasa ramai juga, tapi memang event seperti ini mayoritas ada penurunan penjualan gamis dewasa dan tren pasar beralih ke gamis anak hingga remaja,” ujar Wildan.

Ia sendiri tidak memiliki toko offline. Biasanya ia mengambil barang di Beteng Trade Center (BTC). Ia kemudian mengandalkan marketplace sebagai media jual beli produknya.

“Ambil barangnya biasanya di BTC, bukan di PGS [Pusat Grosir Solo] karena di BTC ini ada kekhasan yang tidak dapat diakses pengunjung konvensional jadi khusus reseller toko-toko di BTC. Kalau ingin yang terbuka dan dapat diakses pengunjung konvensional biasanya pengunjung atau pembeli biasanya ke PGS,” tambah Wildan.

Ia menguraikan di pedagang langgannya di BTC tidak ada syarat minimal order, namun mau bergabung menjadi reseller dengan catatan mampu membantu memasarkan produk. Ia menguraikan mekanisme barang yang akan ia jual, sebenarnya bisa diambil langsung di toko. Kemudian pihaknya menyediakan toko online berupa penyediaan katalog produk yang berisi deskripsi dan variasi produk yang telah disesuaikan.

Walaupun sebenarnya ia tidak harus menyediakan stok, kadangkala ia harus tetap menyediakan stok barang apabila permintaan pasar melebihi normal. “Karena sekarang stok barang produk tekstil terbilang sedikit dibandingkan dengan tahun-tahun lalu. Mungkin ada faktor eksternal lain yang mempengaruhi seperti resesi yang dimana supply chain terganggu ataupun terlambatnya pertumbuhan tren tahunan,” tambahnya.

Selain itu, menurut Wildan tantangan ke dalam usahanya ini adalah adanya split atau pemotongan dari produsen, distributor, hingga konsumen dengan maraknya trend live shopping. Di mana para produsen memotong rantai pemasaran, jadi menurutnya, banyak produsen yang turun gunung yang langsung menjual produknya ke tangan konsumen melalui fenomena live shopping yang marak di media sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya