SOLOPOS.COM - Sejumlah produk jamu siap seduh dari Mamigus dipamerkan di ajang UMKM Expo di GOR Diponegoro Sragen beberapa waktu lalu. (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN – Kalangan pelaku UMKM di Sambungmacan, Sragen, memanfaatkan layanan digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Beberapa di antara mereka bahkan mempelajari search engine optimization (SEO) supaya produk mereka bisa ditemukan konsumen di mesin pencari Google maupun marketplace.

Ketua Komunitas UMKM Sambungmacan Berdikari, Fiki Kurniawan, 33, mengatakan terdapat 32 pelaku UMKM yang bergabung dalam komunitas. Sekitar 50% dari mereka sudah berusia di atas 50 tahun sehingga sedikit kesulitan untuk memahami teknik pemasaran secara digital.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Namun, sekitar 50% dari pelaku UMKM di Sambungmacan itu sudah mahir dalam memasarkan produk secara digital. Kebanyakan produk UMKM di Sambungmacan itu berupa aneka keripik, terutama dari bahan dasar tempe dan jamur. Ada pula produk fesyen dan produk aneka jamu tradisional.

“Kebanyakan produk itu dipasarkan secara online melalui marketplace, medsos, WhatsApp (WA) dan website. Supaya penjualan via website dan marketplace lancar, kami harus belajar SEO,” jelas Fiki kala berbincang dengan Solopos.com di GOR Diponegoro Sragen belum lama ini.

Fiki mencontohkan, salah satu produk UMKM berupa jamu tradisional yang sukses memanfaatkan layanan digital adalah Mamigus. Usaha ini dimiliki oleh Mamik Windiarti, warga Taskerep, RT 05, Karanganyar, Sambungmacan, Sragen. Ia memasarkan aneka produk jamu melalui website mamigus.com dan marketplace Shopee, Tokopedia, Bukalapak dan TikTokshop.

Penggunaan SEO juga bermanfaat untuk menjangkau pasar melalui website maupun marketplace. Mereka dituntut bisa memilih kata kunci yang tepat saat membuat judul dan mendeskripsikan produk secara online. Di Shopee, satu jenis jamu dari Mamigus rata-rata sudah terjual hingga lebih dari 10.000 produk. Produk jamu yang dijual di Shoppe antara lain aneka jamu godok, obat wasir, wedang uwuh, teh celup daun tujuh jarum, kayu secang, dan lain-lain.

“Di Sambungmacan memang banyak tumbuh aneka tanaman obat. Aneka tanaman obat itu juga dibudidayakan KWT [kelompok wanita tani],” jelas Fiki.

Para pelaku UMKM di Sambungmacan juga sudah mengikuti berbagai pelatihan untuk memaksimalkan penjualan, salah satunya melalui optimasi SEO. Mereka juga pernah mendapat pelatihan mengurus perizinan hingga cara mendapatkan sertifikat halal.

Terakhir, mereka mengikuti pelatihan inovasi desain hingga public speaking. Kemampuan public speaking diperlukan agar mereka lebih percaya diri dalam mempresentasikan produknya di hadapan banyak orang atau melalui live di marketplace maupun Tiktokshop. “Dengan produk yang bagus dan kemampuan olah vokal yang mumpuni diharapkan mampu mendongkrak penjualan,” jelasnya.

Sejumlah pelaku UMKM juga sudah mengakses modal dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), salah satunya melalui BRI Cabang Sragen yang bernaung di bawah Kanwil BRI Yogyakarta. Dengan modal usaha itu, para pelaku UMKM memiliki dana segar untuk mengembangkan usaha. Dengan mengakses KUR, para pelaku UMKM punya solusi saat dalam posisi terjepit akibat kehabisan modal.

Sebagai bentuk dukungan kepada pelaku UMKM, BRI menggelar Bazar UMKM BRILian di area Kantor BRI Cik Di Tiro, Gondokusuman, Kota Jogja pada Jumat (16/6/2023) lalu. Bazar UMKM BRILian tersebut merupakan bentuk komitmen dukungan BRI kepada para pelaku UMKM. Terlebih, sebanyak 70 persen nasabah BRI merupakan para pelaku UMKM.

“Sebagai bentuk apresiasi BRI, kami mengundang UMKM secara bergantian di berbagai event,” kata CEO Regional BRI Yogyakarta, John Sarjono, kepada wartawan di lokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya