SOLOPOS.COM - Infografis Keuangan Syariah (Solopos/Khoirul Tri Candra P)

Solopos.com, SOLO – Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Solo menitikberatkan pada penguatan literasi dan inklusi keuangan syariah pada 2023. Langkah ini dilakukan untuk memperluas pangsa pasar atau market share keuangan syariah yang jauh tertinggal ketimbang pangsa pasar keuangan konvensional.

Hal ini dingkapkan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo, Eko Yunianto, di sela-sela rapat pleno program kerja TPKAD Solo di Swiss-Belinn Saripetojo Hotel, Selasa (7/3/2023). Dalam kegiatan itu juga dihadiri Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo, Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Solo Arif Handoko, serta para pelaku industri jasa keuangan di Kota Solo.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Dalam kesempatan itu, Eko menyampaikan program kerja prioritas yang dijalankan TPKAD Solo guna memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah pada tahun ini. Akselerasi pemanfaatan produk keuangan syariah serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah menjadi salah satu program kerja prioritas utama yang dijalankan sepanjang 2023.

“Pembentukan TPKAD dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Di Solo, TPKAD dibentuk pada 2016,” kata dia.

Eko menyebut latar belakang program penguatan peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah adalah rendahnya minat masyarakat terhadap produk keuangan syariah dibanding konvensional. Padahal, mayoritas masyarakat di Indonesia beragama Islam dan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan di 34 provinsi di Indonesia, indeks literasi keuangan syariah masyarakat Indonesia meningkat dari 8,93 persen pada 2019 menjadi 9,14 persen pada 2022. Sedangkan, tingkat inklusi keuangan syariah juga menunjukkan peningkatan dari 9,10 persen pada 2019 menjadi 12,12 persen pada 2022.

“Tingkat literasi keuangan syariah masyarakat Indonesia masih rendah. Ini berdampak pada minat terhadap produk-produk keuangan syariah yang juga rendah dibanding produk keuangan konvensional,” papar dia.

Selain itu, fokus program kerja lainnya adalah meningkatkan tranformasi sosial budaya dan ekonomi di wilayah perdesaan. Terutama di desa wisata dan produk-produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tersebar di Kota Bengawan.

Sementara itu, Kabag Perekonomian dan SDA Setda Solo Arif Handoko menyampaikan TPKAD Solo merupakan forum koordinasi antarinstansi dan stakeholder untuk meningkatkan percepatan akses keuangan dan memberikan kemudahan terhadap beragam produk jasa keuangan di Kota Solo. Hal ini bagian dari akselerasi untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi daerah sehingga berimplikasi nyata pada kesejahteraan di tataran masyarakat paling bawah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya