SOLOPOS.COM - Oeang Republik Indonesia (ORI). (Kemenkeu)

Solopos.com, SOLO –  Berdasarkan sejarah, mata uang rupiah pertama di Indonesia muncul di saat awal-awal negara ini berdiri.

Melansir sejumlah sumber,  sejarah rupiah terbagi dalam beberapa periode atau masa.  Sebelum merdeka, masyarakat Indonesia masih menggunakan gulden, mata uang Belanda, sebagai transaksi.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Barulah ketika Jepang menduduki Indonesia pada 1942, masyarakat Indonesia mengenal gunypyo atau uang militer yang dikenal sebagai uang invasi. Meski demikian, gulden Belanda masih tetap digunakan.

Selanjutnya saat Jepang kalah perang dan Indonesia berhasil merdeka. Saat Belanda dan tentar sekutunya datang, Belanda kemudian menarik mata uang Jepang dan menggantinya dengan Netherlands Indies Civil Administration (NICA).

Tidak mau kembali dijajah, Presiden Soekarno kemudian mengeluarkan maklumat pelarangan mengedarkan dan menggunakan uang NICA pada 2 Oktober 1945.

Baca Juga: Pengembangan 5 Destinasi Wisata Superprioritas Selesai 2024, Butuh Rp15 Triliun

Sementara sebagai gantinya Indonesia membiarkan empat mata uang yang sah, yaitu De Javasche Bank, DeJapansche Regering, Dai Nippon, dan Dai Nippon Teikoku Seibu.

Melansir idxchannel, Rabu (21/12/2022), mata uang rupiah Indonesia yang diterbitkan kali pertama, yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI) 1946 dan diedarkan pada 30 Oktober 1946. Sekalipun demikian pada penerbitan pertama, tanggal yang dicantumkan yaitu 17 Oktober 1945.

Waktu itu ORI dicetak setiap hari dari jam 7 pagi hingga jam 10 malam sejak Januari 1946. Selain itu lokasi pencetakannya berubah ubah, mulai dari Jakarta, Yogyakarta, Solo, Malang, dan Ponorogo.

Penyebaran ORI kemudian dibantu beberapa tokoh daerah yang mengizinkan tiap daerah mengeluarkan uang sendiri. Pada saat itu, pemerintah pun menyetujui adanya ORI daerah (ORIDA) sehingga pada masa itu terdapat 21 jenis mata uang dan 27 jenis ORIDA di Indonesia.

Sebagai tanda sah, ORIDA terdapat bon, Surat Tanda Penerimaan Uang, Tanda Pembayaran Yang Sah dan ORIDA dalam bentuk Mandat. Meski demikian, ORI dan ORIDA hanya berlaku hingga 1 Januari 1950 dan dilanjutkan dengan penerbitan uang Republik Indonesia Serikat.

Baca Juga: Kadin Minta BI Tak Lagi Naikkan Suku Bunga Acuan

Gejolak Perekonomian

Permintaan Belanda menjadikan NICA sebagai satu satunya mata uang sah di Indonesia saat konferensi meja bundar (KMB) pada 1949 ditolak tegas oleh Sri Sultan Hamengkubuwono. Belanda kemudian meminta survei mengetahui respons masyarakat Indonesia terhadap kedua mata uang tersebut. Saat itu diketahui masyarakat memilih ORI sebagai alat pembayaran yang sah.

Berkaca dari itu, pemerintah kemudian menetapkan berlakunya mata uang Indonesia bersama, yaitu uang Republik Indonesia Serikat atau uang federal sejak 27 Maret 1950 dengan uang baru yang diterbitkan dan diedarkan oleh De Javasche Bank.

Sejarah uang rupiah kemudian bergulir ke masa Pemerintah RIS yang berlangsung singkat. Masa edar uang kertas RIS juga tidak lama, yaitu hingga 17 Agustus 1950 ketika Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentuk kembali.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Pembiayaan Utang Turun 24,3% 

Sejarah berlangsung saat berakhirnya RIS. Saat itu ekonomi Indonesia lebih terbuka dan membuat situasi dalam negeri terpengaruh oleh gejolak perekonomian dunia. Karenanya, pemerintah mengambil kebijakan untuk menyedot uang beredar yang terlalu banyak di Indonesia.

Dari situ ada dua macam mata uang rupiah yang berlaku sebagai alat pembayaran yang sah, yaitu mata uang rupiah diterbitkan oleh pemerintah Indonesia (Kemenkeu) dan BI berupa uang kertas dan uang logam. Saat itu pemerintah menerbitkan rupiah pecahan di bawah Rp5 sedangkan BI menerbitkan uang kertas pecahan Rp5 ke atas.

Itulah sejarah uang rupiah pertama yang ternyata penuh liku seiring perjalanan bangsa Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya