SOLOPOS.COM - Situasi Jl Adi Sucipto terlihat dari flyover Manahan. Foto diambil belum lama ini. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Pengamat ekonomi dan properti Universitas Sebelas Maret (UNS), Ariyanto Adhi Nugroho, menyebut pembangunan infrastruktur di Kota Solo, salah satunya simpang Joglo berimbas positif pada industri properti.

Ariyanto menilai pembangunan infrastruktur di Kota Solo beberapa tahun ini kian pesat. Di mulai dari permasalahan banjir di beberapa lokasi, revitalisasi drainase telah banyak diselesaikan.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Sarana transportasi publik juga sudah terkoneksi dari berbagai penjuru di Kota Solo, bahkan mencakup daerah administrasi di luar Kota Solo.

Ia menguraikan pembangunan infrastruktur yang hampir berbarengan pada beberapa waktu yang lalu tentunya memberikan isu kemacetan yang tinggi di beberapa titik akses menuju kota Solo.

“Setelah jembatan Mojo dibuka, beberapa hari yang lalu, jembatan Jurug juga sudah selesai proyeknya dan telah dibuka. Dari kedua jembatan tersebut dapat dilihat bahwa pintu masuk Kota Solo dari arah timur yang berbatasan Kawasan Karanganyar dan Sukoharjo merupakan akses penting dalam hal kegiatan ekonomi di Kota Solo,” terang Ariyanto kepada Solopos.com pada Selasa (12/9/2023).

Ia menambahkan pembangunan infrastruktur dapat meningkatkan utilitas lahan di setiap wilayah. Hal ini berimbas pada aksesibilitas yang baik tentunya dapat meningkatkan nilai lahan atau properti.

Ariyanto mencontohkan proyek yang masih berjalan saat ini adalah pembangunan underpass simpang Joglo yang dimulai akhir tahun lalu.

“Pembangunan ini cukup rumit karena kita ketahui bahwa simpang Joglo menjadi akses penting dalam masuknya barang dan jasa dari berbagai wilayah. Selain itu pembangunan tersebut sebagai ikonik sebagai pembeda dari underpass yang lain yaitu menggunakan rel layang,” tambah dia.

Selama ini, lanjut Ariyanto, simpang Joglo menjadi kawasan yang padat dan banyak dihindari oleh pengendara kendaraan, karena dikenal kemacetannya.

Lebih lanjut ia menjelaskan prediksi dampak pembangunan infrastruktur di Kota Solo ini. Ia menjelaskan ada tiga fungsi kawasan perkotaan. Fungsi tersebut adalah meeting place, market place, dan access atau circulation.

“Berdasarkan data PDRB salah satu sektor unggulan di Kota Solo adalah sektor perdagangan. Adanya akses yang baik tentunya sebagai pendukung lancarnya arus barang dan jasa sehingga terjadi efisiensi pasar,” terang dia.

Banyaknya akses masuk ke Kota Solo memberikan dampak positif bagi perkembangan sektor properti. Sesuai dengan perkembangan theory von thunen, semakin mendekati Kawasan perkotaan atau pasar nilai sewa semakin meningkat.

Sebagai contoh, kawasan utara Kota Solo yang dikembangkan sebagai penopang sektor perdagangan dan pemukiman di Kota Solo tentunya sangat diuntungkan dengan pembangunan simpang Joglo.

Ia menjelaskan sektor perdagangan dan jasa tentunya akan banyak dikembangkan pada layer satu di setiap ruas jalan sekitar wilayah tersebut.

Kawasan hunian juga semakin berkembang cepat mengingat Kota Solo akan menihilkan kawasan pertanian sehingga dapat berfungsi sebagai kawasan hunian yang saat ini semakin terbatas.

Namun, perkembangan infrastruktur tersebut juga mempunyai tantangan yaitu terkait lahan parkir yang semakin terbatas.

“Bisa jadi Kota Solo sekarang sedang darurat lahan parkir. Hal itu menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkot untuk bisa memberikan penekanan kepada masyarakat agar mematuhi batasan garis sempadan [berbatasan] jalan yang sudah diatur,” tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya