Bisnis
Kamis, 6 April 2023 - 19:49 WIB

Perhatikan Hal Berikut sebelum Bagi-bagi Uang Baru saat Lebaran

Bayu Jatmiko Adi  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menunjukkan uang baru seusai menukarkannya. Foto diambil beberapa waktu lalu. (Solopos/Nicolous Irawan).

Solopos.com, SOLO — Tunjangan Hari Raya (THR) segera tiba, bank pun sudah mempersiapkan uang baru. Namun apakah menjadi keharusan menukarkan uang baru untuk dibagi-bagikan saat Lebaran?

Tentu hal tersebut juga perlu ditinjau dari sisi pengelolaan keuangan. Service Quality Unit Head BTN Syariah Solo, Ibrahim Al Chanif, menyampaikan pada momentum Lebaran, di dunia perbankan, terkhusus di BTN Syariah Solo, selalu mengalami fluktuatif terkait kenaikan penarikan uang dari nasabah namun dalam bentuk uang baru. Ada juga nasabah yang melakukan penukaran dari uang lama ke uang baru.

Advertisement

Melihat kondisi fluktuatif tersebut, menurutnya cukup masuk akal. Di mana budaya bagi-bagi uang baru, tidak harus dilakukan di setiap Lebaran. Di Indonesia, momentum Lebaran identik dengan kegiatan silaturahmi. Namun bukan berarti juga menjadi ajang pamer kekayaan dengan membagi-bagikan uang baru.

Meskipun pada momentum Lebaran juga biasanya ada tambahan pendapatan dengan pemberian THR dari perusahaan tempat kita bekerja, namun hal tersebut juga mestinya tidak luput dari pengelolaan keuangan. “Sehingga pengelolaan THR terhadap keuangan harus disinkronkan,” kata dia dalam Webinar Spesial Ramadan 2023: Bijak Kelola Uang THR yang digelar Solopos Media Group (SMG) dan disiarkan di Youtube Espos Live, Rabu (5/4/2023).

Terkait tren penukaran uang baru, dia menyebut untuk beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan. Namun hal itu kemungkinan besar juga karena dipengaruhi adanya pandemi covid-19. Di mana sekitar tiga tahun terakhir, Indonesia juga tak luput dari pandemi sehingga jumlah penukaran uang baru juga tidak signifikan. Terlebih dengan kondisi itu pula, aktivitas masyarakat termasuk aktivitas mudik juga dibatasi.

Advertisement

Namun untuk saat ini kondisinya sudah mulai merangkak naik terkait penukaran uang baru. dia menyebut bahwa dari Bank Indonesia (BI) pun juga telah menganggarkan penambahan terkait uang baru. Sementara di BTN Syariah Solo saat ini juga telah menyiapkan loket, bahkan ada loket khusus untuk penukaran uang baru.

“Hanya, memang kebijakan di perusahaan kami terkait likuiditas tersentralisasi, sehingga untuk fisik uangnya kami diberikannya secara bertahap, belum bisa sepenuhnya kami terima,” lanjut dia. Dia mengatakan saat ini di BTN Syariah belum membuka layanan penukaran uang baru untuk masyarakat secara umum. Sementara baru diprioritaskan untuk nasabah sendiri.

“Nanti ketika secara likuiditas sudah kami terima seluruhnya, bisa mulai buka sesuai jadwal yang telah ditentukan,” kata dia. Mengenai dampak dari tradisi tukar uang baru, menurutnya ada dampak positif dan negatif. Dampak positifnya, dengan tradisi tukar uang baru tersebut maka sirkulasi uang lebih terjaga. Uang lama yang mungkin sebentar lagi menjadi uang tak layak edar akan ditukar dengan yang baru. Kemudian uang-uang lama bisa kembali ke bank dan diserahkan ke Bank Indonesia.

Advertisement

Sedangkan dampak negatifnya, seakan-akan penukaran uang baru untuk ajang bagi-bagi uang baru menjadi kewajiban setiap Lebaran. Jika masyarakat tidak pandai dalam mengelola keuangannya, dikhawatirkan akan berdampak tidak baik pada keuangannya. THR yang mungkin juga bisa disisihkan untuk investasi, harus habis karena untuk memenuhi tradisi tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif