Bisnis
Kamis, 2 Maret 2023 - 08:35 WIB

Pergerakan IHSG Bidik 6.900, Cermati Saham-Saham Ini

Iim Fathimah Timorria  /  Artha Adventy  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (2/3/2023) hari ini diperkirakan masih cenderung konsolidasi.

Tim Riset MNC Sekuritas menyebutkan IHSG masih tertahan oleh MA20 sekaligus area resistance terdekatnya di 6.890. Posisi IHSG saat ini diperkirakan masih berada pada bagian dari wave [ii] dari wave C.

Advertisement

“Penguatan IHSG akan cenderung terbatas dan rawan terkoreksi terlebih dahulu,” tulis MNC Sekuritas.

Adapun area koreksi terdekat IHSG akan menguji rentang area 6.804–6.835, dan waspadai apabila IHSG break support 6.781 maka IHSG akan menuju ke 6.712–6.759.

Advertisement

Adapun area koreksi terdekat IHSG akan menguji rentang area 6.804–6.835, dan waspadai apabila IHSG break support 6.781 maka IHSG akan menuju ke 6.712–6.759.

MNC Sekuritas memperkirakan IHSG akan bergerak dengan Support 6.781, 6.767 dan resistance 6.923, 6.961. Beberapa rekomendasi saham dari MNC Sekuritas antara lain INCO, INDY, TLKM, dan WOOD.

Sebelumnya, pada perdagangan Rabu (1/3/2023), IHSG ditutup menguat tipis sebesar 0,02 persen ke posisi posisi 6.844,93. Indeks bergerak di rentang 6.833,18 hingga 6.889,51 sepanjang perdagangan.

Advertisement

Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian menyebutkan kenaikan inflasi di Februari 2023, secara MoM dan YoY relatif lebih tinggi dibandingkan Januari 2023 dan perkiraan pasar. Perkembangan inflasi di bulan Februari tercatat mengalami kenaikan menjadi 5,47 persen YoY dibandingkan dengan 5,3 persen YoY pada bulan Januari.

“Pasar cenderung merespon negatif tapi terbatas yang terefleksikan dari saham-saham consumer-related yang mayoritas melemah di Sesi I, Rabu (1/3/2023),” katanya.

Kenaikan inflasi ini akan berdampak pada daya beli masyarakat maka inflasi yang tinggi berpotensi menekan daya beli masyarakat.

Advertisement

Selain itu, adanya pengumuman kenaikan harga BBM non-subsidi berpotensi mendorong kenaikan inflasi ke depannya. Di sisi lain, dengan demikian ada ekspektasi BI masih mempertahankan suku bunga acuan di level saat ini dan ada potensi suku bunga kembali dinaikkan.

Salah satu dampaknya kemungkinan ke pelemahan nilai tukar Rupiah, karena The Fed juga diperkirakan masih ada 3 kali kenaikan suku bunga acuan. Oleh sebab itu, kata Rio, investor dapat memperhatikan saham-saham yang berorientasi ekspor atau energi seperti HRUM, ELSA, INCO, MDKA, ANTM.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif