SOLOPOS.COM - WKU Kadin Bidang Komunikasi dan Informatika Firlie H. Ganinduto dalam Virtual Media Briefing Survei Pasar Akses Gaji Instan di Indonesia Selasa (28/2/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution).

Solopos.com, SOLO — Earned wage access (EWA) atau fitur akses gaji lebih awal mulai dilirik oleh para pelaku industri untuk meningkatkan keamanan finansial bagi para pekerja Indonesia.

Sistem ini memberikan akses bagi tenaga kerja yang membutuhkan untuk mengambil sebagian gaji mereka sebelum tanggal gajian.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Sistem EWA mulai dipertimbangkan karena kerentanan finansial masih dihadapi tenaga kerja Indonesia.

Kemampuan konsumsi tenaga kerja mengalami penurunan meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar 4,5 – 5,3%.

Angka tersebut didapatkan berdasarkan data Laporan Pasar: Akses Gaji Instan di Indonesia yang disusun oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF).

Kerentanan finansial para pekerja terasa dari pola kehidupan mereka yang menggantungkan hidup dari tanggal gajian.

Country Head GajiGesa Indonesia, Ade Yuanda Saragih, mengatakan perencanaan finansial yang kurang matang membuat para pekerja tidak lepas dari kemiskinan dan bisa terjerat pinjaman online (pinjol).

“Kondisi ini seperti lingkaran setan, mereka mengalami stres finansial dan itu berdampak langsung ke perusahaan karena produktivitas turun. Sebagian besar pekerja kehilangan fokus karena masalah keuangan,” ujar Ade dalam acara Virtual Media Briefing, Selasa (28/2/2023).

Ade menjelaskan kerentanan lebih besar dialami para buruh pabrik dengan gaji di bawah Rp4 juta per bulan.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Komunikasi dan Informatika, Firlie H. Ganinduto, mengatakan stress financial akan semakin terasa di tahun 2023 karena ekspor padat karya diprediksi melambat akibat perang Rusia-Ukraina.

Firlie mengatakan sudah ada beberapa sektor yang terdampak sejak Januari sampai September 2022.

Volume ekspor tekstil hanya mencapai 1,19 juta ton atau  turun 14,52%. Volume ekspor furniture turun 4,49% (yoy) dengan total volume 486,03 ribu ton.

Terdampaknya sektor-sektor tersebut, menurut Firlie, menyebabkan banyak perusahaan melakukan perampingan dan penutupan operasional. Menurut Firlie, hal ini semakin menambah stres yang dialami oleh para karyawan.

Menurut Firlie, EWA berpotensi membantu karyawan karena sudah diterapkan di Amerika Serikat (AS) menopang keuangan tenaga kerja negara itu untuk bisa menghadapi pandemi Covid-19.

Dia juga menyebut di India, EWA membantu likuiditas keuangan karyawan, membangun stabilitas keuangan dan secara bersamaan mencegah karyawan terjerat utang pinjol ilegal.

Namun, EWA memiliki sejumlah tantangan.

Survei dari INDEF kepada 9 pemberi kerja mendapatkan hasil bahwa sistem EWA mengajarkan pekerja untuk mengambil gaji lebih cepat dan belum memiliki aturan baku pelaksanaan di Indonesia, papar Peneliti Center of Digital Economy and SME, INDEF, Izzuddin Al Farras Adha.

Izzuddin mengatakan pemerintah diharapkan segera membuat peraturan baku mengenai sistem EWA lewat Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan menginisiasi kajian dampak pengambilan gaji lebih cepat dari perusahaan sebagai salah satu hak dari pekerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya