Bisnis
Selasa, 7 November 2023 - 20:42 WIB

Perekonomian Indonesia Diklaim Tangguh, tapi Harus Waspada Inflasi Harga Pangan

Newswire  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Inflasi. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan perekonomian Indonesia tetap tangguh di tengah dinamika ketidakpastian global dan adanya pelemahan akibat kenaikan suku bunga.

“Apalagi dibandingkan beberapa negara ASEAN dan negara anggota G20 lainnya, Indonesia dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 5 persen merupakan salah satu brightspot di dunia,” kata Suahasil dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, dilansir Antaranews.com, Selasa (7/11/2023).

Advertisement

Menurut Wamenkeu, beberapa leading indicators relatif tetap kuat hingga September 2023, salah satunya konsumsi masyarakat sebagai kontributor utama tumbuh sebesar 5,1 persen (year-onyear/yoy) pada triwulan III-2023.

Selain itu, PMI manufaktur Indonesia pada bulan September tercatat berada pada level ekspansi yakni 52,3. Inflasi Indonesia juga tetap terjaga, dengan posisi terakhir sebesar 2,56 persen pada Oktober.

Meski begitu, Kementerian Keuangan mewaspadai inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) yang masih terpengaruhi oleh dampak El Nino.

Advertisement

Kondisi itu melandasi pemerintah menyiapkan sejumlah paket kebijakan untuk mengantisipasi dampak El Nino dan dinamika global sehingga inflasi akan tetap terkendali.

Wamenkeu juga mengatakan belanja pemerintah cenderung menguat pada kuartal IV. Harapannya belanja pemerintah yang meningkat akan mengamankan pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga masih tetap sesuai angka proyeksi tahun ini yaitu sekitar di atas 5 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III telah dirilis oleh BPS sebesar 4,9 persen. Namun, kami meyakini pertumbuhan Indonesia hingga akhir tahun 2023 akan tetap di angka proyeksi 5,1 persen. Kuartal keempat akan menjadi kuncinya,” ujar Wamenkeu.

Advertisement

Di samping itu, pemerintah juga melihat kemungkinan defisit hingga akhir tahun akan bisa di bawah 2,3 persen, lebih rendah dari target APBN 2023 sebesar 2,84 persen.

Optimisme juga menimbang kinerja peningkatan konsumsi, investasi, dan net ekspor serta pertumbuhan penerimaan pajak pada sektor-sektor utama.
Menurut Suahasil, hal tersebut menunjukkan ketangguhan perekonomian Indonesia.

“Jadi, perekonomiannya yang tangguh. Bukan hanya APBN yang tangguh, tapi perekonomian Indonesia secara keseluruhan juga tangguh. Ini merupakan fundamental yang sangat baik untuk situasi perekonomian Indonesia,” tutur dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif