SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Freepik)

Solopos.com, SOLO—Stabilitas sektor jasa keuangan pada semester I-2021 di Soloraya tetap terjaga dengan baik yang tercermin dari pertumbuhan kredit perbankan dan dana pihak ketiga (DPK). Penyaluran kredit perbankan tumbuh 3,28% year on year (yoy), sementara DPK tumbuh 5,58%.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo, Eko Yunianto, mengatakan perbankan di Soloraya pada semester I-2021 tetap terjaga dengan baik dan stabil. OJK Solo mencatat pertumbuhan kredit bank umum (konvensional dan syariah) sebesar 3,28% (yoy) atau senilai Rp84,52 triliun.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Pertumbuhan angka kredit ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit perbankan secara nasional,” ujar dia, kepada wartawan, Rabu (11/8/2021).

Baca Juga: Stop Belanja Secara Impulsif! Yuk Simak Caranya

Industri Pengolahan Mendominasi

Eko menjelaskan share sektor industri pengolahan mendominasi outstanding kredit bank umum yang mencapai 30,21% dari total kredit. Setelah itu, diikuti sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 28% dan sektor rumah tangga sebesar 13,84%. Berdasarkan jenis usaha, kredit bank umum didominasi kredit bukan mikro, kecil dan menengah mencapai 64,58%, diikuti kredit kecil sebesar 14,79%, kredit menengah sebesar 12,43%, dan kredit mikro sebesar 8,2%.

Pada periode yang sama, pertumbuhan kredit BPR (konvensional dan syariah) tercatat 11,34% (yoy) menjadi sebesar Rp7,16 triliun. Sedangkan share sektor ekonomi perdagangan besar dan eceran mendominasi kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mencapai 30,80%, diikuti sektor bukan lapangan usaha lainnya sebesar 27,02%, dan jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan sebesar 12,50%.

Di sisi lain, penghimpunan DPK bank umum (konvensional dan syariah) di Soloraya sampai dengan semester I-2021 tumbuh sebesar 5,58% (yoy) menjadi Rp79,48 triliun. Dari total DPK tersebut, didominasi produk tabungan yang mencapai 56,86%, diikuti deposito sebesar 29,04% dan giro sebesar 14,10%.

Baca Juga: Kemendag Ingatkan Mal Langgar Prokes Bisa Dapat Sanksi Penutupan

Pada periode yang sama, DPK BPR (konvensional dan syariah) tercatat sebesar Rp7,12 triliun atau tumbuh 14,14% (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK perbankan secara nasional. Komposisi DPK BPR tersebut didominasi oleh produk deposito yang mencapai 58,38% dan tabungan sebesar 41,62%.

“Di nasional stabilitas sektor jasa keuangan di Indonesia juga tetap terjaga, meskipun indikator ekonomi domestik masih menunjukan berlanjutnya pemulihan. Hal ini tercermin dari membaiknya sejumlah indikator utama seperti intermediasi perbankan dan penghimpunan dana di pasar modal serta terjaganya rasio kehati-hatian [prudensial] di lembaga jasa keuangan,” papar dia.

Kredit perbankan secara nasional tumbuh positif 0,59% (yoy) dan DPK tumbuh 11,28% yoy. Sementara penghimpunan dana di pasar modal hingga 27 Juli 2021 tumbuh 211% (yoy), non performing loan (NPL) gross sebesar 3,24%, rasio permodalan (CAR) perbankan tercatat sebesar 24,33% dan likuiditas perbankan masih berada pada level memadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya