SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelaku bisnis perempuan (freepik)

Solopos.com, SOLO — Banyak pelaku usaha perempuan menjadi salah satu penopang ekonomi keluarga bahkan masyarakat. Tantangan yang sering kali dihadapi oleh pelaku usaha perempuan adalah peran ganda.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Chapter Woman Preneur Communtiy (WPC) Soloraya, Stefany Esty Mulatsasi, pada Rabu (8/3/2023). Kurang lebih ada 103 member yang tergabung dalam Woman Preneur Community.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Kendala yang dihadapi oleh pelaku usaha perempuan, mestinya nomor satu karena peran ganda. Misalnya kami sebagai ibu, sebagai istri, mestinya itu ada manajemen waktunya, ada alokasi mengurus rumah tangga, mengurus anak. Yang kedua itu upgrade skill, kebanyakan yang sama amati sendiri, kalau belajar sesuatu malas, merasa cukup dan yang penting laku,” ujar Stefany.

Selain itu, menurut Stefany, banyaknya pelatiham gratis kadangkala tidak sesuai apa yang dibutuhkan oleh pelaku usaha. “Saya sudah ikut Inkubasi WPC, diajari bagaimana bisnis yang mempunyai value. Jadi enggak asal-asalan ikut-ikutan seadanya kami yang menyiapkan bisnis yang create memberikan solusi kepada konsumen, value bisnis itu apa,” papar Stefany.

Founder WPC Indonesia, Irma Sustika, menguraikan bahwa komunitasnya sudah terbentuk sejak 2010. Di komunitasnya, ia mencoba mendorong perempuan agar bisa membangun bisnis, dengan langkah-langkah yang benar agar berkelas.

“Komunitas kami ini sebenarnya komunitas edukasi, yang mendorong teman-teman perempuan. Fokusnya kepada edukasi untuk pengembangan usaha. Sasarannya hanya perempuan. Anggota di seluruh Indonesia 15.000 orang,” papar Irma.

Irma sendiri membuka program pendampingan dengan istilah sekolah wirausaha perempuan. Dia mendorong perempuan mampu membangun bisnis dengan benar dan mempunyai ilmu bisnis yang cukup untuk bertumbuh.

“Jadi, bukan hanya seminar-seminar, ada mentoring dan coaching, jadi kami punya inkubasi bisnis yang di mana sudah berjalan dari 2013. Usaha yang dirintis perempuan ini masih rentan karena masuk dalam lingkup kecil yaitu kategori mikro atau kecil. Perempuan itu ada di skala sosial mana pun yang tinggi, sedang, rendah, perempuan itu harus punya kemandirian ekonomi,” terang Irma.

Irma menguraikan perempuan itu justru sangat teliti dan bisa multi tasking, cuma problem besarnya di perempuan ini adalah hampir semua perempuan bergerak hanya karena mood, bermain dengan perasaannya. “Dalam bisnis tentu enggak bisa, tidak bisa by mood kalau mau konsisten,” kata Irma.

Irma menilai perempuan itu bisa sebagai penopang ekonomi keluarga. “Jadi harus bangga dengan dirinya sendiri, banyak yang merasa enggak bangga, contohnya saya cuma ibu rumah tangga, cuma UMKM. Cuma itu melemahkan diri sendiri, kalau UMKM bisa bertumbuh kan bagus, kemauan bertumbuh yang harus didorong,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya