Bisnis
Rabu, 15 Desember 2021 - 07:27 WIB

Penyaluran Minyak Goreng Subsidi Baru Terealisasi 30 Persen

Iim Fathimah Timorria  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi minyak goreng (freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Penyaluran minyak goreng harga terjangkau yang dijual Rp14.000 per liter baru mencapai 30 persen.

Realisasi tersebut setara dengan 3,3 juta liter dari alokasi 11 juta liter yang ditargetkan bisa disalurkan seluruhnya sampai akhir Desember.

Advertisement

Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Isy Karim mengatakan penyaluran minyak goreng subsidi dari produsen tersebut telah menjangkau 18 provinsi. Pemerintah menargetkan penyaluran bisa sampai ke seluruh provinsi melalui 45.000 gerai ritel modern.

Baca Juga: Tutup Tahun 2021, ShopeePay Semangat UMKM Lokal Dorong Ekonomi Denpasar

“Untuk penyaluran minyak goreng kemasan sederhana dengan harga lebih terjangka, yang merupakan bentuk kepedulian produsen telah berjalan sesuai rencana. Saat ini baru tersalur sekitar 30 persen dari 11 juta liter yang direncanakan, dan tersebar di 18 provinsi, belum merata,” kata Isy, Selasa (14/12/2021) seperti dilansir Bisnis.com.

Advertisement

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan realisasi penyaluran oleh anggota GIMNI telah mencapai 600.000 liter dari 5,5 juta liter yang dialokasikan. Sahat mengatakan penyaluran sempat terkendala karena belum ada pemesanan dari jaringan ritel.

“Sekarang sudah mulai disalurkan lewat ritel modern. Kami target sampai akhir bulan tersalur semua,” kata Sahat.

Baca Juga: Reservasi Hotel untuk Nataru di Jogja Masih Rendah

Advertisement

Alokasi 11 juta liter minyak goreng subsidi dalam kemasan sederhana sendiri dipasok oleh GIMNI dan Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI) dengan volume masing-masing 5,5 juta liter.

Sahat memperkirakan volume minyak goreng murah dari produsen bisa bertambah ke depannya, seiring dengan proyeksi harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang masih tinggi sampai pertengahan 2022. Sahat mengatakan perusahaan perkebunan sawit perlu berpartisipasi dalam menyediakan minyak goreng murah untuk pasar dalam negeri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif