SOLOPOS.COM - ilustrasi kredit perbankan. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut penyaluran kredit melambat di Juni 2023. Meski demikian, OJK menilai sektor jasa keuangan masih aman dan tetap stabil.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengatakan penyaluran kredit Juni 2023 tumbuh positif 7,76 persen secara year on year (yoy). Jumlah ini menurun dibandingkan Mei 2023 yang tumbuh sebesar 9,93 persen secara yoy.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Meski penyaluran kredit melambat pada Juni 2023, namun OJK menilai sektor jasa keuangan tetap tahan banting. Tercatat, kredit tumbuh positif 7,76 persen secara tahunan, melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya atau Mei 2023 sebesar 9,39 persen,” ungkapnya saat Rapat Dewan Komisioner (RDK) yang digelar secara daring, Kamis (3/8/2023).

Sejalan dengan pengetatan likuiditas global, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh melambat jadi 5,79 persen yoy per Juni 2023, dibandingkan 6,55 persen per Mei 2023. Mahendra juga menambahkan, saat ini kondisi ekonomi global berada dalam kondisi yang lebih stabil karena pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS). Sedangkan International Monetery Fund (IMF) juga memperkirakan perekonomian global tumbuh 2,7 persen.

Dari data IMF pertumbuhan ekonomi global mencapai 2,7 persen, ini lebih tinggi dari proyeksi sebesar 2,6 persen. Di dalam negeri kinerja perekonomian nasional juga positif,” lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, di tengah lemahnya demand global, sektor perbankan Indonesia tetap stabil dengan fungsi intermediasi yang terjaga serta ditopang permodalan yang memadai.

OJK mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas. Likuiditas industri perbankan pada Juni 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga,” ucapnya.

Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) turun masing-masing menjadi 119,05 persen dibanding Mei 2023 sebesar 123,27 persen, dan 26,73 persen, atau tetap jauh di atas treshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

Dari kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan stabil di level 0,77 persen dan NPL gross turun menjadi 2,44 persen dibanding Mei 2023 sebesar 2,52 persen. Lalu, pemulihan yang terus berlanjut di sektor riil mendorong penurunan kredit restrukturisasi Covid-19 sebesar Rp11,03 triliun menjadi Rp361,04 triliun, dengan jumlah nasabah turun 70 ribu menjadi 1,57 juta nasabah.

Adapun jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 adalah 45,2 persen dari total porsi kredit restrukturisasi Covid-19 atau sebesar Rp 163,3 triliun. Sementara, risiko pasar juga relatif rendah ditinjau dari Posisi Devisa Neto (PDN) tercatat stabil rendah sebesar 1,50 persen (Mei 2023: 1,57 persen), jauh di bawah threshold 20 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya