SOLOPOS.COM - Ilustrasi puasa (vitals.lifehacker.com)

Solopos.com, SOLO – Ramadan adalah bulan suci umat Islam yang ditandai dengan berbagai macam ibadah. Salah satu ibadah utama di bulan ini adalah puasa Ramadan. Puasa Ramadan merupakan kewajiban bagi umat muslim yang pelaksanaannya telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Salah satu dokter di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Surakarta, dr. Brilliant Van F.S.R, Sp.PD mengatakan, hingga saat ini, banyak penelitian dan publikasi yang menjelaskan tentang manfaat puasa secara medis.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Dia  menjelaskan, beberapa manfaat puasa yang telah diketahui antara lain menurunkan kadar trigliserida sebesar 30%, menurunkan LDL (low-density lipoprotein) atau “lemak jahat” sekitar 8%, dan meningkatkan HDL (high-density lipoprotein) atau “lemak baik” sekitar 14.3%.

“Kondisi tersebut tentunya akan bermanfaat untuk pencegahan penyakit jantung, hipertensi, dan stroke,” ujarnya.

Selain itu, puasa Ramadan juga diketahui dapat meningkatkan pemecahan lemak dan menurunkan berat badan. Hal ini dapat terjadi karena kalori yang dikonsumsi secara keseluruhan selama Ramadan relatif berkurang. Bila hal ini dibarengi dengan aktivitas fisik, maka akan dapat membantu proses pemecahan lemak tubuh.

Hukum puasa Ramadan yang bersifat wajib tentu menjadikan individu muslim patuh dan taat menjalankannya. Namun demikian, terdapat beberapa keringanan bagi seseorang apabila memiliki keterbatasan. Salah satunya adalah seorang musafir dan penyandang sakit kronis yang akan membahayakan kondisi kesehatannya bila berpuasa.

Risiko yang dapat dialami apabila tetap menjalankan puasa pada beberapa orang yang memiliki penyakit kronis adalah berupa hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah), hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi), dehidrasi, dan pengentalan darah. Keempat kondisi tersebut dapat memberikan dampak serius bagi kesehatan, bahkan dapat mengancam nyawa.

Salah satu dokter di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Surakarta, dr. Brilliant Van F.S.R, Sp.PD. (Istimewa)
Salah satu dokter di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Surakarta, dr. Brilliant Van F.S.R, Sp.PD. (Istimewa)

Berikut ini beberapa tips untuk menjaga gula darah tetap terkontrol baik selama bulan Ramadan:

1. Pastikan cek kadar gula darah sebelum Ramadan

Pengecekan kadar gula darah ini murah dan mudah dikerjakan karena dapat dilakukan di berbagai layanan kesehatan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit. Kadar gula darah yang rendah atau tinggi tentu harus dikonsultasikan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya.

2. Mengakhirkan waktu sahur

Sahur yang lebih awal tentu akan membuat tubuh lebih awal mencerna makanan yang telah dikonsumsi. Kondisi ini dapat menyebabkan keadaan lemas dan bahkan hipoglikemia pada siang atau sore hari. Sebaiknya sahur dilakukan mendekati waktu imsak.

3. Menyegerakan berbuka puasa

Buka puasa dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang manis. Makanan manis yang dianjurkan adalah makanan yang mengandung glukosa yang mudah dicerna oleh tubuh sehingga gula darah dapat segera naik dan mencegah hipoglikemia. Contoh makanan yg bisa dikonsumsi pada saat buka puasa adalah kurma.

4. Konsumsi makanan yang bergizi.

Komponen makanan yang dikonsumsi selama bulan Ramadan juga penting untuk diketahui. Proporsi yang disarankan oleh dokter dan ahli gizi adalah karbohidrat 40-50%, protein 25-30%, dan lemak 20-25%. Beberapa makanan tertentu memiliki efek yang baik dalam kendali gula darah karena dapat dicerna lebih lama oleh sistem pencernaan.

Efek ini akan membuat seseorang merasa kenyang lebih lama sekaligus tidak membuat gula darah melonjak drastis setelah dikonsumsi. Jenis makanan ini adalah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti beras merah, gandum utuh, ubi, dan kentang.

5. Berolahraga.

Telah banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kegiatan fisik atau berolahraga memiliki peran dalam pengaturan gula darah saat berpuasa. Olah raga selama bulan Ramadan dianjurkan untuk dilakukan pada sore hari menjelang buka puasa.

Sebaiknya olah raga dilakukan secara tidak berlebihan mengingat risiko dehidrasi yang mungkin dapat terjadi. Beberapa peneliti juga memasukkan shalat tarawih sebagai bentuk aktifitas fisik karena melibatkan aktivitas fisik yang teratur seperti rukuk, sujud dan berdiri.

6. Minum air yang cukup

Umumnya, para ahli menyatakan bahwa 6-8 gelas air per hari cukup untuk kebutuhan selama berpuasa. Kecukupan air yang diminum tentu akan membuat tubuh tidak dehidrasi dan membuat metabolisme tubuh berjalan baik. Beberapa minuman yang dapat dihindari adalah teh dan kopi karena mengandung kafein.

Demikian tips yang dapat dilakukan untuk menjaga gula darah tetap terkendali selama bulan Ramadan. Gula darah yang tetap terkontrol selama Ramadan akan membuat metabolisme tubuh berjalan dengan optimal. Dengan demikian, aktivitas selama Ramadan tidak terganggu serta manfaat puasa akan dapat diperoleh secara maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya