Bisnis
Kamis, 23 Maret 2023 - 15:59 WIB

Pentingnya Kolaborasi Pengelolaan DAS demi Pelestarian Sumber Air

Bayu Jatmiko Adi  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perahu naga bersiap membawa wisatawan menyusuri Sungai Bengawan Solo dari dermaga Taman Sunan Jogo Kali, Jebres, Solo, Minggu (22/1/2023). (Solopos/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO — Sebagai upaya pemeliharaan sumber daya alam, tidak dapat dilepaskan dari wilayah sumber daya itu ada. Sementara untuk air, yang memiliki karakter tidak dapat diam di tempatnya, maka penanganannya juga butuh koordinasi dan kolaborasi banyak pihak baik lintas wilayah hingga lintas negara.

Fungsional PEH Ahli Madya Direktorat Perencanaan dan Pengawasan Pengelolaan DAS, Kementerian LHK, Hadiyati Utami, menyampaikan air memiliki karakter berbeda dibandingkan sumber daya alam lain seperti pohon, mineral maupun minyak bumi yang cenderung karakternya diam di tempatnya.

Advertisement

“Kalau air, begitu turun ke bumi kemudian terserap bumi atau mengalir. Ini yang menyebabkan air sebenarnya tidak bisa dibatasi dengan wilayah administrasi,” kata dia pada Webinar Hari Air 2023: Manajemen Air Terpadu untuk Kehidupan yang digelar Solopos Media Group yang didukung Aqua, Senin (20/3/2023).

Pada kesempatan tersebut Hadiyati menyampaikan mengenai pentingnya kolaborasi dalam menjaga Daerah Aliran Sungai (DAS). Disebutkan, secara sederhana DAS adalah wilayah ekosistem daratan yang dibatasi oleh punggung-punggung. DAS menjadi lokasi dimana air hujan jatuh kemudian terserap ke tanah. Selanjutnya bisa muncul mata air dan airnya terailirkan di sungai-singai kecil yang akhirnya bersatu di sungai besar dan sampai ke laut.

Advertisement

Pada kesempatan tersebut Hadiyati menyampaikan mengenai pentingnya kolaborasi dalam menjaga Daerah Aliran Sungai (DAS). Disebutkan, secara sederhana DAS adalah wilayah ekosistem daratan yang dibatasi oleh punggung-punggung. DAS menjadi lokasi dimana air hujan jatuh kemudian terserap ke tanah. Selanjutnya bisa muncul mata air dan airnya terailirkan di sungai-singai kecil yang akhirnya bersatu di sungai besar dan sampai ke laut.

Dia mengatakan sejauh ini Kementerian LHK sangat concern terhadap DAS. Menurutnya ketika bicara mengenai DAS, akan dapat diketahui dan dilakukan analisis mengenai karakteristik suatu wilayah. Misalnya saja ketika ada suatu pembangunan atau perubahan di suatu wilayah atau DAS, dimana bagian hulu dibangun banyak rumah, bisa dianalisis hal yang akan terjadi berikutnya misalnya berapa debit air yang akan hilang, aliran sungainya dan air tanahnya, kemudian karakter tanahnya dan sebagainya.

Saat ini jumlah DAS di Indonesia sekitar 42.210 DAS. Jumlah tersebut terdiri dari 4.489 DAS dipulihkan dan 37.721 DAS dipertahankan. DAS yang dipulihkan merupakan adalah DAS yang kondisinya rusak. Dia mengatakan DAS di Solo termasuk di antara DAS yang dipulihkan, dan menjadi prioritas utama ketika Kementerian LHK melakukan perbaikan DAS.

Advertisement

“Sebab ketika DAS itu merupakan daratan yang sangat luas, maka akan banyak kepentingan di situ. Ada dari Kementerian LHK, Kementerian Pertanian, pemerintah daerah, pengusaha dan sebagainya,” lanjut dia.

Dengan begitu diharapkan aktivitas antara para stakeholder tersebut tidak menganggu kondisi DAS yang mereka tempati. Di situlah menurutnya pentingnya komunikasi, koordinasi dan kolaborasi program. Melalui komunikasi dan koordinasi, diharapkan program pengelolaan DAS bisa mewarnai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di masing-masing daerah.

“Dengan harapan kalau DAS sudah masuk RTRW, pembangunan yang mungkin akan berdampak tidak baik pada DAS bisa menjadi perhatian agar tidak dibangun di situ atau dicari tempat lain dengan upaya adaptasi,” kata dia.

Advertisement

Di sisi lain, untuk penguatan kelembagaan di lapangan, pihaknya juga minta bantuan forum DAS. Forum DAS adalah forum yang dibentuk secara legal dengan keanggotaannya berasal dari berbagai unsur. Baik unsur ASN, akadeemisi, LSM, masyarakat dan sebagainya. Forum tersebut tugasnya mengomunikasikan kepada stakeholder di masing-masing DAS ketika ada persoalan yang perlu diselesaikan dengan pola kolaborasi. Saat ini total di Indonesia ada lebih dari 153 forum DAS.

Upaya kolaborasi lainnya juga dilakukan lintas negara. Misalnya saja dengan dilakukannya penandatanganan MoU Pengelolaan DAS Lintas Negara antara Indonesia dengan Timor Leste. Sebab di antara Timor Leste dengan NTT terdapat sekitar 10 DAS yang batasannya ada di dua negara tersebut.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif