SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung acara Solo Market Fest yang diadakan di Terminal Tirtonadi, Rabu (30/8/2023) hingga, Minggu (3/9/2023). (Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, SOLO — Pedagang atau pelaku usaha thrifting menyebut, penjualan baju bekas impor kembali membaik pada Juli dan Agustus. Setelah sebelumnya larangan berjualan pakaian bekas impor sempat membuat penjualan turun hingga 30 persen.

Meski mengalami peningkatan penjualan, para pedagang saat ini mengeluhkan harga baju bekas impor yang kian mahal. Mereka juga menyebut, saat ini para pembeli juga lebih teliti dan memilih beberapa desain atau merek yang diinginkan.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Salah satu pedagang thrifting asal Boyolali, Firman Arfian, yang mengatakan penjualannya cukup meningkat di Agustus.

Ia mengatakan, saat ini penjualan pakaian bekas impor perlahan membaik, terbuki dengan banyaknya acara kolektif seperti Solo Market Fest di Convention Hall Terminal Tirtonadi yang digelar sejak Rabu (30/8/2023) hingga Minggu (3/9/2023).

“Sekarang sudah lumayan jualannya, enggak sesepi dulu waktu awal-awal larangan penjualan baju bekas impor yang dikeluarkan pemerintah. Naiknya lumayan sampai 80 persen dibandingkan Juli, event-event thrifting juga makin banyak, setelah sebelumnya di Karanganyar, sekarang ada di Terminal Tirtonadi sejak, Rabu (30/8/2023),” ujarnya kepada Solopos.com, Minggu (3/9/2023).

Saat ini menurut Firman, pemebeli juga semakin pemilih dibandingkan sebelumnya. Ia menyebut, merek, kualitas dan model produk thrifting juga menjadi pertimbangan bagi pembeli.

“Dulu asalkan ada mereknya misalkan Adidas, Nike atau Levi’s gitu banyak yang beli. Sekarang pembeli mereknya aneh-aneh bahkan ada yang mencari Prada atau Adidas x Palace, jadinya kami membedakan jualannya, ada yang harganya murah ada yang memang mahal,” jelasnya.

Ia juga menambahkan, saat ini modal berjualan baju bekas impor juga naik seiring dengan permintaan pembeli.

“Ya akhirnya modalnya naik, dulu beli satu bal yang harganya Rp2 jutaan lakunya cepet, sekarang ya cari bal dengan merek bagus bisa sampai Rp8 juta supaya lakunya cepat. Untungnya bisa besar juga karena penjualannya lebih cepat,” ujarnya.

Penjelasan serupa dikatakan oleh pedagang thrifting di Solo Market Fest, Muhammad Abi Sudarmadi, yang menyebut saat ini penjualan baju bekas impor sedang membaik sejak Juli. Ia menilai, pembeli juga masih meminati baju bekas impor karena kualitas yang disajikan semakin bagus.

“Sudah lumayan naik sejak Juli, waktu April-Juni turun sekali karena ada larangan pemerintah itu. Pembeli juga makin mencari merek-merek tertentu yang memang bagus seperti Versace atau baju basket dan band vintage, harga jualnya jadi mahal karena modalnya sudah mahal. Kami mau enggak mau harus semakin mengurasi baju yang dijual,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya